Bagaimana 'pembersihan etnis' dilakukan?
Menurut kelompok HAM, di beberapa kota di seluruh Tigray Barat, ada sejumlah tanda peringatan yang dipajang untuk memerintahkan orang Tigray pergi, dan ada administrator yang ditunjuk secara lokal membahas dalam pertemuan terbuka bagaimana cara menyingkirkan orang Tigray.
Laporan tersebut mengutip keterangan seorang warga perempuan Tigray dari kota Baeker yang menggambarkan bagaimana anggota Fanos, milisi Amhara "terus mengatakan setiap malam, 'Kami akan membunuhmu ... Pergi dari daerah itu'."
Wanita Tigray lainnya mengatakan kepada peneliti bahwa saat dia diperkosa oleh pria, seorang anggota milisi mengatakan kepadanya: "Kalian orang Tigray harus menghilang dari tanah sebelah barat [Sungai Tekeze]. Kalian jahat dan kami sedang memurnikan darah kalian."
Laporan tersebut juga mengungkap ada pamflet yang memberikan ultimatum 24 jam atau 72 jam kepada warga Tigray untuk pergi atau dibunuh.
Seorang petani berusia 63 tahun dari desa Division mengatakan kepada kelompok hak asasi bahwa dia menyaksikan sekelompok pria menghancurkan rumahnya.
Salah satu pria mengatakan kepadanya: "Ini bukan tanah Anda. Anda tidak punya apa-apa untuk diklaim di sini." Penduduk Tigray yang tidak berhasil meninggalkan wilayah itu kemudian ditangkap untuk menghadapi penahanan jangka panjang dan pelecehan di fasilitas yang penuh sesak, kata laporan itu.
Amnesty International dan Human Rights Watch mengatakan mereka yakin ribuan warga Tigray masih ditahan dalam kondisi yang mengancam jiwa hingga hari ini.
Menurut laporan tersebut, milisi Amhara juga telah menangkap dan menahan penduduk lokal kota Adi Goshu.
Baca Juga: Tigray Ikuti Etiopia Sepakati Gencatan Senjata Kemanusiaan
Anggota Pasukan Khusus Amhara disebut telah mengumpulkan dan mengeksekusi sekitar 60 orang Tigray di tepi Sungai Tekeze.