Dugaan ini muncul karena prosesnya hampir berbarengan dengan kritik tajam mahasiswa atas kebijakan pemerintah. Dedi Kurnia juga khawatir hal ini akan menjadi blunder, karena belum waktunya mahasiswa berpolitik praktis.
Gelombang Penolakan
Dari kalangan mahasiswa sendiri banyak yang tak setuju dengan kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia. Apalagi penggunaan nama "mahasiswa" dianggap mencederai idealisme perjuangan mahasiswa di Indonesia.
Gelombang penolakan ini disuarakan para BEM di daerah. Begitu pula dengan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI). Bahkan, BEM dari beberapa universitas justru mengajak ketua Partai Mahasiswa Indonesia, Eko Pratama, untuk debat terbuka.