Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!

Selasa, 17 Mei 2022 | 17:49 WIB
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap (Instagram/@kknmovie)

"Pak, kok Deso'ne pelosok men yo" 

(Pak, kok desanya jauh sekali ya) 

"pelosok yo opo to mbak, wong tekan dalam gede mek 30 menit loh" (pelosok darimana sih mbak, orang dari jalan raya hanya 30 menit saja lo) 

Nur hanya melihat saja, ia tidak mau mengatakan apapun, ia melihat wajah Ayu yg memerah entah karena malu atau apa. Mungkin, Ayu merasa Widya sudah mengatakan hal yang tidak sopan sebagai tamu. 

Widya memang seharusnya tidak mengatakan hal itu ketika baru saja datang. Di tengah perdebadan antara Widya dan Ayu, tiba2 dari balik pohon jauh terluhat sosok hitam dengan mata merah seakan tengah mengintai mereka. sialnya, hanya Nur yang bisa melihat. 

Akhirnya, perdebadan itu selesai Nur pun meninggalkan sosok itu yang terlihat masih mengintip dari balik pohon. Kemudian, ia masuk ke sebuah rumah milik salah satu warga yang mau menampung mereka untuk ditinggali selama menjalankan tugas KKN mereka. Di rumah tersebut rupanya perdebadan Widya dan Ayu berlanjut. 

"koen iku kok ngeyel seh, wes dikandani, gak sampe setengah jam iku mau" (kamu kok keras kepala, sudah dikasih tau, tadi gak sampai setengah jam) 

Nur masih melihat, alih-alih menengahi, Nur lebih kepikiran dengan hal lain, salah satunya sosok genderuwo itu, untuk apa ia mengintainya. Namun, tiba-tibaWidya mengatakan sesuatu yang membuat Nur tidak bisa mengabaikanya. 

"Awakmu mau krungu ta gak, onok suoro gamelan nang tengah alas mau?" (kamu tadi dengar atau tidak, ada suara gamelan di tengah hutan tadi?) 

Baca Juga: 5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, KKN di Desa Penari Salip Dilan?

Namun ucapan Widya di tanggapi oleh Ayu dengan nada mengejek. "halah, palingan yo onok acara nang deso tetangga, opo maneh" (halah, paling tadi kebetulan ada yang mengadakan acara di desa sebelah, apalagi) 

Nur, yang mendengar itu pun membantah perkataan  Ayu. 

"Yu, gak onok loh deso maneh nang kene. Jare wong biyen, nek krungu suoro gamelan, iku pertanda elek" (yu gak ada lagi desa lain di sini. Kata orang dulu, bila mendengar suara gamelan, itu artinya sebuah pertanda buruk) 

Malam itu, berakhir, meski perdebadan masih terus berlanjut di batin mereka masing-masing. Nur kemudian ingin mengutarakanpertanda apa yang sudah menunggu mereka di desa tersebut. 

"Yu, aku kepingin ngomong, wong loro ae, isok kan" (Yu, aku ingin ngomong, sebentar, bisa kan?) 

"ngomong opo Nur?" (ngomong apa Nur) tanya Ayu, 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI