Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!

Selasa, 17 Mei 2022 | 17:49 WIB
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap, Penuh Misteri Bikin Bulu Kuduk Berdiri!
Cerita KKN di Desa Penari Asli Lengkap (Instagram/@kknmovie)

Nur dan Ayu pergi ke pawon (dapur) dengan wajah Nur yang masih tegang. Ia masih ingat, matanya tidak mungkin salah telah melihat sosok makhluk itu. 

"Yu, aku takon. awakmu gak ngerasa aneh tah gok deso iki, awakmu jek iling, kok iso-isone pak Prabu sampek ngelarang keras, kene KKN nang kene. opo awakmu gak curiga blas tah" 

(Yu, aku mau tanya, kamu gak ngerasa aneh'kah di desa ini, kamu ingat, kok bisa-bisanya pak Prabu sampai, melarang keras, kita KKN disini, apa kamu gak curiga) 

"Opo seh maksudmu ngomong ngunu?!" (apa sih maksudmu ngomong kaya gitu?!) ucap Ayu ketus. 

"bekne, pak Prabu nduwe alasan, lapo ngelarang awak dewe KKN nang kene" (ternyata, pak Prabu punya alasan, kenapa melarang kita KKN disini) 

"nek awakmu ngomong ngene, soale perkoro Widya mau, ra masuk akal Nur, awakmu melu observasi nang kene kan ambek aku, opo onok sing aneh? gak kan. wes talah, mek pirang minggu tok ae loh" (kalau kamu ngomong begini karena perkara Widya tadi, gak masuk akal Nur kamu sendiri ikut aku observasi disini kan, apa ada yang aneh? gak kan, sudahlah, yoh cuma beberapa minggu aja loh) 

Ayu pergi, meninggalkan Nur. Sementara Nur, tidak mungkin menceritakan apa yang ia lihat, Ayu bahkan tidak percaya dengan hal yang ghaib. Di sini Nur pun mengalah lagi. 

"Nur" Widya memanggil, Nur pun menatap wajahnya yang sayu, tampak ia baru saja menangis. Tidak aneh memang, siapa yang tidak akan menangis bila merasakan hal yang bahkan tidak masuk akal seperti itu. "isok gak, aku jalok tulung" (bisa aku minta tolong) ucap Widya. 

"tolong, ojok ceritakno yo, soal aku krungu gamelan mau, gak enak ambek warga kampung, kene kan tamu nang kene" (tolong jangan ceritakan ya, soal tadi, soal aku dengar gamelan, aku gak enak kalau sampai kedengaran warga desa, kita kan tamu disini) Nur pun hanya mengangguk. 

Baca Juga: 5 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, KKN di Desa Penari Salip Dilan?

Namun, sebelum Widya beranjak dari tempatnya, Nur tiba-tiba mengatakanya. "Wid, asline aku mau yo krungu suara iku mau, malah, aku ndelok onok penari'ne nang pinggir tulangan mau" (Wid, sebenarnya, aku juga mendengar suara gamelan itu, malahan aku melihat ada yang menari disana) 

Widya yang mendengar itu dari Ayu, seakan tidak percaya. Mereka pum seketika terdiam cukup lama, bingung harus bereaksi seperti apa. 

"Wes, Nur, jogo awak dewe-dewe yo, insyallah, gak bakal onok kejadian opo-opo nek kene hormat lan junjung unggah-ungguh selama nang kene" 

"(sudah Nur, jaga diri baik-baik, ya, insyallah, gak bakal terjadi apa-apa, kalau kita hormat dan menjunjung sopan santun selama tinggal di tempat ini)" ucapan Widya setidaknya membuat Nur sedikit lebih legah. 

Malam itu, Nur tidak menceritakan tentang sosok Hitam yang mengintai mereka. Pada Malam pertama, Nur, Ayu dan Widya tidur dalam satu kamar yang sama. Mereka sepakat untuk menggelar tikar, dengan posisi Nur ada di tengah. Sementara Ayu dan Widya ada disamping kanan dan kiri Nur. 

Saat mejamkan mata terdengar binatang malam bersahut-sahutan, berlomba untuk menunjukkan eksistensinya. Nur tidak bisa tidur, kemudian ia melihat 2 sahabatnya sudah tertidur lelap, ia terjaga sendirian menatap langit-langit yang berupa genting hitam dengan sarang labah-labah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI