Lockdown di Australia Sebabkan 70% Pelajar Alami Masalah Kesehatan Mental

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 11:47 WIB
Lockdown di Australia Sebabkan 70% Pelajar Alami Masalah Kesehatan Mental
Ilustrasi covid-19 (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Saya kadang sedang online dengan teman, atau dengan sekolah, dan kemudian ada gangguan, jadi susah sekali, saya tidak mengalami kemudahan yang dimiliki orang lain," katanya.

Dengan pembelajaran tatap muka yang sudah normal kembali, Millie mengatakan dia sudah tertinggal banyak dalam pelajaran akibat lockdown selama dua tahun sebelumnya.

"Dua tahun adalah masa yang sangat lama. Sekarang dampaknya masih terasa buat saya," katanya.

"Ada begitu banyak pelajaran yang tidak saya dapatkan karena bagaimanapun belajar online memiliki keterbatasannya," ujarnya.

Apa yang dialami Millie juga dirasakan oleh ribuan pelajar lainnya di seluruh Australia.

Perbedaan gender juga berpengaruh

Laporan survei menemukan pelajar transgender atau memiliki gender yang beragam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami dampak negatif COVID terhadap kesehatan mental mereka.

"Bagi generasi muda dari kategori gender beragam yang tidak mendapatkan dukungan sosial dan harus berada di rumah dengan keluarga yang tidak mendukung, merekamengalami hal lebih parah di bidang kehidupan mereka seperti kesehatan mental, persahabatan atau perumahan," kata Dr Kate Filia.

Dr Filia mengatakan masalah gender berpengaruh terhadap apakah pelajar mau melaporkan masalah yang mereka alami.

"Ini masalah sulit karena pelajar putra cenderung tidak mau melaporkan masalah yang mereka hadapi," katanya.

Baca Juga: Beri Motivasi Negara Peserta KAA, Bandung Usung Spirit Pulih dari Pandemi pada Asia Africa Festival

Meski menghadapi masalah, Milie Collins mengatakan sekarang dia berusaha untuk aktif sebanyak mungkin bergaul dengan teman-temannya, baik di dalam kelas maupun setelah pelajaran selesai.

"Sedih juga kehilangan kesempatan di masa lalu namun kami masih memiliki banyak masa depan," ujarnya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dariABC News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI