Akankah Presiden Baru Filipina Melanjutkan Perang Narkoba?

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 11:59 WIB
Akankah Presiden Baru Filipina Melanjutkan Perang Narkoba?
Ferdinand Marcos Jr [@reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di hari-hari terakhir masa kepresidenannya yang 'liar dan berdarah', Rodrigo Duterte merasa sedih karena ada beberapa hal yang belum dicapainya sebagai presiden Filipina.

"Sebelum saya pergi, mari kita bereskan tiga atau lima bandar narkoba," katanya.

"Saya ingin membunuh mereka. Saya tidak ingin mereka hidup," tambah Presiden Duterte.

Sejak dilantik pada tahun 2016, Duterte mengatakan Filipina memiliki satu musuh bersama: perdagangan narkoba.

Sejalan dengan klaimnya bahwa setidaknya ada 3 juta pecandu yang harus "dibantai", Duerte mengatakan akan menawarkan ganjaran kepada polisi yang berhasil membunuh para pengguna dan pengedar.

Pertumpahan darah pun terjadi.

Perkiraannya bervariasi, tapi Pemerintah Filipina mengatakan lebih dari 6.000 orang telah tewas dalam operasi anti-narkoba selama enam tahun terakhir, di samping lebih dari 300.000 penangkapan.

Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) memyebut jumlah korban yang meninggal mendekati 30.000 bila menghitung kematian anti-narkoba di tangan pembunuh bayaran.

Namun, metode ini dinilai gagal mengurangi perdagangan narkoba secara nasional, sehingga membuat pendukung setia sang presiden menyerukan tindakan yang lebih halus.

Baca Juga: Ferdinand Marcos Jr Ingin Filipina Hindari Konflik Bersejarah dengan China

Pengganti Duerte, Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, berada di bawah tekanan untuk merombak taktik brutal tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI