Akhirnya, setelah merasakan beberapa imbas buruk dari berdirinya warkop milik tetangganya. Keluarga warganet ini memutuskan untuk membangun pagar tembok antara rumahnya dan warkop tetangganya.
"Akhirnya daripada drama terus makan hati, aku nabung buat bikin pagar tembok antara rumah kami," terangnya.
Ia pun menjelaskan bahwa setelah tembok tersebut dibangun, bau dari selokan yang berisi limbah cucian dan pembuangan air toilet sudah hilang.
Namun terkadang masih ada pelanggan warkop yang memarkirkan kendaraannya di depan rumahnya, hingga menutupi pagar rumahnya.
"Habis itu hilang sudah bau selokannya. Bau limbah sisa kopi pindah ke warkop sendiri. Sudah nggak ada yang parkir di halaman rumah. Drama selesai. Eh, kadang pelanggannya yang naik mobil masih suka parkir nutup pagar rumah sih," pungkasnya.
Respons Publik
Unggahan dari netizen ini pun memicu berbagai tanggapan dari publik.
"Bikin banner depan pagar terutama pintu, buat larangan parkir," komentar publik.
"Pasang aja dilarang parkir di sini, atau disuruh bayar Nder kalau parkir," tambah yang lain.
"Pasang papan/spanduk 'Dilarang parkir di depan pintu/gerbang atau ban kempes!'," imbuh yang lainnya.