Suara.com - Duka mendalam dirasakan Indonesia, khususnya para penggemar olahraga sepak bola Tanah Air. Lebih dari 170 nyawa melayang dalam kerusuhan pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Ahmad Sahroni menjadi salah satu pihak yang ikut mengutuk insiden yang terjadi.

Dilihat Suara.com di akun Twitter resmi NasDem, tampak unggahan gambar ungkapan dukacita atas tragedi kemanusiaan yang terjadi diikuti dengan desakan agar pihak-pihak bertanggung jawab segera dicopot.
"Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, kakak @ahmadsahroni88 meminta untuk mengusut tuntas kasus yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Siapapun yang bertindak di lapangan harus segera diperiksa, harus segera dicopot!" cuit @NasDem, dikutip pada Minggu (2/10/2022).
Sementara unggahan gambarnya memperlihatkan suasana rusuh di Stadion Kanjuruhan dengan tambahan foto Ahmad Sahroni serta pernyataan resminya.
"Duka Cita Sepak Bola Indonesia," begitulah tulisan di foto tersebut. "Tragedi besar dalam sejarah olahraga. Siapapun yang bertindak di lapangan harus segera diperiksa, harus segera dicopot. Siapapun."
Namun ungkapan duka ini rupanya malah membuat Ahmad Sahroni panen kritik dari warganet. Banyak warganet yang mengecam penggunaan foto berukuran raksasa dari sang politikus, bahkan sampai menutupi foto kerusuhan yang terjadi.
"Kurang gede tu bang fotonya, ini saya bantu biar lebih gede," kritik warganet.
"Muka segede gaban gitu buat apaaaaaaaaaaaaaa," kecam warganet.
Baca Juga: Gerak Cepat, PSSI Komunikasi dengan FIFA agar Tak Kena Saksi karena Tragedi Kanjuruhan
"Gasopan banget sahroni belasungkawa sambil beatbox," celetuk warganet, mengkritik pose foto Ahmad Sahroni yang dipasang di gambar tersebut.
"Yo fotomu yang gede banget itu dicopot dari poster ucapan belasungkawa lah yang paling bener -_-" komentar warganet lain.
"Kirain beda nih orang ternyata sama aja capernya kek politisi lain wkw," timpal yang lainnya.
Jeritan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

Hingga Minggu (2/10/2022), tragedi yang terjadi usai suporter Arema FC mengamuk akibat kekalahan klub sepak bola kesayangannya itu mengakibatkan 170 lebih orang meninggal dunia.
Demografi korbannya juga beragam, termasuk remaja berusia belasan tahun yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.