Perbandingan Hasil Investigasi TGIPF vs Polri Terkait Tragedi Kanjuruhan

Selasa, 11 Oktober 2022 | 13:53 WIB
Perbandingan Hasil Investigasi TGIPF vs Polri Terkait Tragedi Kanjuruhan
Suporter sepak bola meletakkan atribut Arema saat mengikuti doa bersama bagi korban Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (3/10/2022). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Adapun Rhenald Kasali, anggota TGIPF lain juga telah menerima laporan terkait penyintas yang kini masih menjalani pemulihan dari dampak insiden berdarah itu.

Ia melaporkan adanya mata korban yang mulai menghitam lalu menjadi merah, dan ada korban yang masih sesak dada. Kondisi itu membuat pihaknya curiga polisi telah menggunakan gas air mata kadaluwarsa di Stadion Kanjuruhan.

"Ini sedang dibahas di dalam (tim). Jadi, memang ada korban yang hari itu dia pulang tidak merasakan apa-apa, tetapi besoknya matanya mulai hitam," kata anggota TGIPF Rhenald Kasali di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).

"Setelah itu, matanya menurut dokter perlu waktu sebulan untuk kembali normal. Itu pun kalau bisa normal," sambungnya.

Polri mengaku adanya gas air mata kedaluwarsa, tetapi bukan sebagai biang kerok kematian penonton

Menyambung informasi sebelumnya, Polri juga mengakui adanya pemakaian gas air mata kedaluwarsa oleh oknum aparat pada Tragedi Kanjuruhan.

"Ya, ada beberapa yang ditemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Kendati mengakui penggunaan gas air mata kedaluwarsa, Dedi mengaku bahwa hal tersebut tidak berbahaya.

Dedi juga menyebut pihaknya telah menerima laporan dari dokter bahwa gas air mata bukan penyebab kematian ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga: Diduga Demi Iklan, Siapa yang Bertanggung Jawab soal Jadwal Laga Malam Hari di Kanjuruhan?

"Dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata," aku Dedi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI