Suara.com - Pondok Pesantren Al-Zaytun Ma’had yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat seakan tidak terlepas dari kontroversi.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu kerap kali melakukan hal yang tidak sejalan dengan mayoritas muslim di Indonesia.
Lantas apa saja kontroversi yang pernah dituai oleh Pondok Pesantren Al-Zaytun Ma’had? Simak ulasan berikut ini.
Salat Idul Fitri dengan shaf campur
Pada Idul Fitri 1444 H lalu, ponpes Al-Zaytun menjadi perbincangan publik karena viral video kegiatan Salat Id di ponpes itu.
Hal yang membuat kontroversi adalah salat Ied itu mencampurkan shaf perempuan dan laki-laki. Hal ini berbeda dengan salat berjamaah yang dilakukan umat muslim lainnya.
Video Salat Ied itu sempat beredar di sejumlah akun media sosial, salah satunya diunggah ulang oleh akun instagram, @unikinfo_id.
"Kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-Zaytun-Indonesia," demikian caption yang mengiringi video itu.
Dosa zina bisa ditebus dengan uang
Pondok Pesantren Al-Zaytun juga pernah menjadi sorotan publik karena diduga menerapkan ajaran agama yang tak biasa, yakni bisa menebus dosa zina dengan uang.
Hal itu diungkap oleh Ken Setiawan yang merupakan mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) di kanal YouTube Herri Pras.
Secara blak-blakan, Ken menyebut ponpes tersebut melarang santrinya berpacaran dan berzina. Namun peraturan itu tidak berlaku bagi orang yang punya uang, sebab dosa akibat berzina itu bisa ditebus dengan sejumlah uang.
“Gak boleh pacaran, gak boleh berzina, kalau gak punya duit. Tapi kalau punya duit, bisa dilakukan. Nanti ada majelis hukumnya bertahkim, kena pasal sekian, dengan bayar uang dua juta dosanya hilang," kata Ken Setiawan, dikutip dari kanal YouTube Herri Pras, Senin, 5 Juni 2023.
Ajak nyanyikan lagu Yahudi
Beberapa waktu lalu, beredari video Panji Gumilang di media sosial ketika tengah mengenalkan ucapan salam ala Yahudi.