Selain kedua eksekutor, polisi juga menemukan 4 orang pasien dalam rumah tersebut. 3 diantaranya masih dalah kondisi pendarahan lantaran baru saja melakukan abirsi.
"Tiga orang baru saja selesai melaksanakan tindakan. sedang beristirahat karena masih pendarahan, dan 1 orang sedang baru mau akan dilakukan,” ungkapnya.
Kemudian seorang pelaku lagi yang membantu praktik illegal ini yakni SM, ia berperan sebagai sopir yang mengantar jemput para pasien. Baik sebelum maupun sesudah melakukan aborsi. SM mengaku mendapat upah senilai Rp500 ribu untuk dalam sehari.