Ia menilai tidak melihat adanya urgensi kualitas siswa di Indonesia saat ini, sebab masih ditemukan pelajar yang kurang dalam pelajaran dasar seperti membaca dan berhitung.
"Kalau diberlakukan di seluruh sekolah ya pasti akan menimbulkan bencana baru di dunia pendidikan. Siswa kita ini membaca dan berhitung saja nggak bisa, mutunya terburuk di dunia. Lha kok diajarin coding? Ya aneh tapi nyata," kata Ubaid.
Namun, ia tidak memasalahkan bila pemerintah turut memasukan pelajaran coding dan AI dalan kurikulum. Hanya saja, Ubaid menyarankan pelajaran tersebut tidak perlu diberikan sejak SD. Karena dinilai siswa SD belum terlalu memerlukan pelajaran tersebut.
"Tidak perlu diajarkan dari jenjang SD, terlalu dini dan nggak ada relevansinya. Mininal bisa diterapkan di jenjang menengah, jadi bukan di jenjang dasar," katanya.
Dari pada pelajaran coding, pemerintah disarankan sebaiknya buat penekanan pembelajaran mengenai penguatan karakter, numerasi, dan sains untuk para siswa di sekolah dasar.
Ubaid menyampaikan, hal-hal tersebut saat ini lebih penting dibangun sejak dini untuk memastikan sumber daya manusia juga berkualitas secara perilaku dan tindakannya.