CEK FAKTA: Kemensos Janjikan Tunjangan Rp150 Juta untuk Pekerja Migran

Bella Suara.Com
Rabu, 30 April 2025 | 20:41 WIB
CEK FAKTA: Kemensos Janjikan Tunjangan Rp150 Juta untuk Pekerja Migran
Arsip - Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI terkait Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2025, RKP Th 2025 dan Isu-isu Aktual di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (4/6/2024). (Biro Humas Kemensos)
cek fakta hoaks

Hoaks!

Berdasarkan verifikasi Suara.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Suara.com - Sebuah video yang menampilkan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Robben Rico menjanjikan tunjangan kesehatan sebesar Rp150 juta bagi 20 Pekerja Migran Indonesia (PMI) di berbagai negara, beredar luas di media sosial dan menimbulkan kehebohan.

Dalam video yang dibagikan melalui Facebook, tampak Robben mengenakan baju putih lengkap dengan logo Kemensos di pojok kiri atas layar.

Dalam video tersebut, Robben menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

“Saya Robin Riko Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial ingin menyampaikan putusan raker kepada para tenaga kerja Indonesia bahwa putusan hasil rapat dengan Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan anggaran tunjangan kesehatan kepada 20 orang setiap negara senilai Rp150 juta untuk proses penerimaan bantuan tersebut silahkan inbox nama dan negara tempat anda bekerja.”

Unggahan yang menarasikan Sekjen Kemensos berikan tunjangan kesehatan Rp150 juta untuk pekerja migran Indonesia. Faktanya, video tersebut merupakan deepfake. (Facebook)
Unggahan yang menarasikan Sekjen Kemensos berikan tunjangan kesehatan Rp150 juta untuk pekerja migran Indonesia. Faktanya, video tersebut merupakan deepfake. (Facebook)

Penelusuran dan Kesimpulan

Namun, setelah dilakukan penelusuran, informasi dalam video tersebut terbukti tidak benar alias hoaks.

Mengutip ANTARA, tidak ditemukan pernyataan resmi dari Sekjen Kemensos Robben Rico mengenai program bantuan tunjangan kesehatan bagi PMI senilai Rp150 juta.

Lebih lanjut, pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kecerdasan buatan dari Hive Moderation menunjukkan bahwa audio dalam video tersebut merupakan hasil rekayasa AI atau teknologi deepfake dengan tingkat kemiripan suara mencapai 97,6 persen.

Ini menandakan bahwa suara dan narasi dalam video bukanlah berasal dari Robben Rico secara langsung.

Baca Juga: CEK FAKTA: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Tawarkan Program Motor Murah Rp500 Ribu

Informasi palsu ini muncul di tengah sorotan terhadap kebijakan pemerintah baru terkait pelindungan pekerja migran.

Sebelumnya, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, memang menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah merencanakan anggaran sebesar Rp45 triliun untuk membantu penyelesaian berbagai persoalan PMI, termasuk pembiayaan pemberangkatan, pelatihan, dan pemberdayaan.

Dana tersebut akan disalurkan secara bertahap selama lima tahun masa pemerintahan, dengan masing-masing tahap senilai Rp15 triliun.

Namun, bantuan tersebut difokuskan pada aspek pembiayaan dan pemberdayaan pekerja migran melalui skema pinjaman berbunga rendah, bukan dalam bentuk tunjangan kesehatan tunai sebagaimana diklaim dalam video hoaks.

Penyebaran informasi palsu seperti ini dapat merugikan banyak pihak, khususnya para pekerja migran yang menjadi sasaran harapan palsu.

Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial tanpa verifikasi dari sumber resmi, serta lebih waspada terhadap konten yang dimanipulasi menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

Kementerian Sosial maupun Kementerian P2MI belum mengeluarkan kebijakan bantuan tunai langsung kepada PMI seperti yang disebutkan dalam video.

Pemerintah juga diharapkan mengambil langkah hukum terhadap pelaku penyebaran hoaks yang berpotensi menyesatkan masyarakat.

Tips Terhindar dari Konten Hoaks

Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, arus informasi mengalir tanpa henti melalui berbagai platform media sosial dan aplikasi pesan instan.

Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Berita bohong atau hoaks semakin marak dan kerap menyebar dengan cepat, menimbulkan kebingungan hingga potensi kerugian di masyarakat.

Untuk itu, penting bagi setiap individu menjadi pengguna informasi yang cerdas, kritis, dan bijak agar tidak mudah terjebak atau turut menyebarkan informasi palsu.

Berikut ini sejumlah tips yang dapat membantu Anda terhindar dari berita hoaks.

1. Pastikan Sumber Informasi Terpercaya
Selalu periksa asal-usul informasi yang Anda terima. Utamakan media arus utama, lembaga pemerintah, atau sumber resmi lainnya. Jangan mudah percaya pada unggahan dari akun tidak dikenal atau situs tanpa identitas jelas.

2. Baca Informasi Secara Lengkap
Jangan hanya terpaku pada judul. Banyak informasi menyesatkan dikemas dengan judul provokatif. Baca seluruh isi untuk memahami konteks sebenarnya.

3. Tinjau Tanggal Publikasi
Informasi lama yang dibagikan ulang seringkali menimbulkan kesalahpahaman. Cek tanggal agar tidak tertipu oleh konteks yang sudah tidak relevan.

4. Bandingkan dengan Informasi Lain
Cobalah cari berita serupa di platform berita lain. Jika hanya satu sumber yang mengabarkannya, Anda perlu mempertanyakan keabsahannya.

5. Hati-hati dengan Bahasa Emosional
Konten hoaks kerap menggunakan kata-kata yang membangkitkan emosi seperti marah, takut, atau panik. Gaya bahasa yang terlalu menggugah bisa menjadi sinyal bahwa informasi tersebut tidak netral.

6. Gunakan Platform Pemeriksa Fakta
Manfaatkan situs pengecek fakta seperti TurnBackHoax.id, CekFakta.com, atau kanal resmi pemerintah untuk memastikan validitas suatu informasi.

7. Verifikasi Foto dan Video
Gambar dan video bisa dimanipulasi atau diambil dari kejadian berbeda. Gunakan fitur pencarian gambar terbalik seperti Google Images atau TinEye untuk melacak sumber asli.

8. Jangan Terburu-buru Membagikan
Tunda dulu sebelum membagikan informasi. Pastikan Anda benar-benar yakin informasi tersebut benar agar tidak ikut menyebarkan kesalahan.

9. Tinjau Identitas Pengunggah
Profil pengunggah juga perlu ditelusuri. Akun palsu biasanya minim aktivitas normal atau hanya menyebar konten mencurigakan.

10. Laporkan Jika Ditemukan Konten Menyesatkan
Apabila menemukan informasi palsu, segera laporkan ke platform media sosial agar bisa ditindaklanjuti dan mencegah penyebaran lebih luas.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI