Berambisi Bikin Reaktor Nuklir, Prabowo Diminta Bentuk Dirjen Ketenaganukliran

Kamis, 01 Mei 2025 | 08:35 WIB
Berambisi Bikin Reaktor Nuklir, Prabowo Diminta Bentuk Dirjen Ketenaganukliran
ILUSTRASI. Berambisi Bikin Reaktor Nuklir, Prabowo Diminta Bentuk Dirjen Ketenaganukliran. [Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain membahas soal energi, lanjut Eddy, pertemuan tersebut juga membahas soal perubahan iklim. Hal itu diperbincangkan, lantaran Hashim yang merupakan adik Presiden Prabowo ini, datang dalam kapasitas sebagai utusan khusus presiden tentang perlolaan perubahan iklim.

“Jadi kita juga bicara tentang perubahan iklim, termasuk juga bagaimana partisipasi Indonesia nanti dalam COP30 yang akan dilaksanakan akhir tahun ini di Brazil,” ujarnya.

“Namun, pembahasan lebih intens mengenai persoalan transisi energi, energi terbarukan, artificial intelligence, termasuk terakhir yang saya sampaikan adalah mengenai perubahan iklim,” imbuhnya.

Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo (kiri) dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno (kanan) berjalan usai melakukan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Jakarta, Selasa (22/4/2025). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/n]
Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo (kiri) dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno (kanan) berjalan usai melakukan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Jakarta, Selasa (22/4/2025). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/n]

Eddy mengaku, saat pertemuan tadi bersama Tony Blair, Hashim menyampaikan rencana pembangunan energi terbarukan. Energi baru dan terbarukan untuk 15 tahun yang akan datang dan di mana di dalamnya ada pengembangan energi nuklir.

Dan dalam kesempatan itu Pak Tony Blair juga mengatakan bahwa di Inggris sudah dikembangkan teknologi di mana sekarang bisa dibangun pembangkit nuklir yang modular, yang relatif kecil 300-500 MW. Pembangkit tersebut dinilai cocok untuk negara seperti Indonesia, negara kepulauan seperti Indonesia.

“Jadi itu yang kita bahas dan itu teknologi itu nanti akan diperkenalkan lebih lanjut lagi dan dalam hal ini kita nanti akan menunggu materi presentasi yang disampaikan oleh perusahaan yang dimaksud untuk bisa mengetahui lebih banyak lagi, lebih dalam lagi bagaimana teknologi nuklir bisa diadopsi di Indonesia ke depannya,” jelasnya.

Namun, hingga kini belum ditetapkan. Meski demikian, sudah ada dua lokasi yang menjadi preferensi untuk pembangunan pembangkit nuklir yakni di Kalimantan Barat, dan Bangka Blitung.

“Tetapi kepastiannya pengembangannya bagaimana nanti kita akan lihat karena RUPTL 2025-2034 kan masih dalam proses penyelesaian,” jelasnya.

Dalam perencanaannya dalam satu RUPTL bakal ada satu Giga Watt nuklir yang akan dikembangkan di situ.

Baca Juga: GEBRAK Ogah Ikut May Day yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh

“Jadi itu juga bisa menjadi awal dari energi nuklir kita,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia Aryo Djojohadikusumo sebelumnya mendukung pemerintah untuk memprioritaskan investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).

"Presiden menyebutkan energi terbarukan, energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar," ujarnya di Jakarta sebagaimana dikutip pada Senin (3/3/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI