Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mempertemukan mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) dengan pihak manajemen Taman Safari Indonesia (TSI) di kawasan Balai Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (29/4/25).
Dari pertemuan itu, hati nurani Dedi Mulyadi terketuk dan memberikan bantuan uang senilai Rp 300 juta untuk mantan pemain OCI yang diduga mengalami eksploitasi.
“Saya Gubernur Jawa Barat menyiapkan 300 juta buat ibu dan teman-teman, sebagai bentuk rasa empati karena ibu sudah mengeluarkan ongkos banyak untuk memperjuangkan ini,” ucap Dedi Mulyadi, dikutip dari youtubenya, Rabu (30/4/25).
Dedi Mulyadi juga ingin memastikan bahwa keuangan para mantan pemain sirkus yang diklaim menjadi korban eksploitasi itu aman untuk ke depannya.
“Ini dari saya ya, nanti saya siapin, saya minta nomor rekening, saya siapin 300 juta ya,” ucapnya.
“Agar ibu dan temen-temen bolak-balik, psikologinya terkuras, keuangannya terkuras, dan nggak selesai-selesai, setelah ini juga biar aman kalau bolak-balik ongkosnya, saya siapin 300 juta,” sambungnya.
Dedi Muulyadi mengatakan bahwa pihaknya membuka lebar pintu rumahnya untuk mengundang kedua belah pihak agar masalah yang terjadi tidak berkepanjangan.
“Nanti saya akan undang secara pribadi bapak dan ibu untuk bertemu di rumah dinas saya untuk ngomong pribadi, saya biasa menyelesaikan masalah begini. Kalau diumbar begini tidak akan selesai, semuanya hukum, karena hukum nggak akan ketemu, ketemunya di pengadilan bukan disini,” urainya.
Tak hanya bantuan yang dijanjikan senilai Rp 300 juta.
Baca Juga: Mensos Soal Ide Dedi Mulyadi Jadikan KB Vasektomi Syarat Terima Bansos: Kami Pelajari
Dedi Mulyadi juga memberikan uang saku untuk para mantan pemain sirkus yang datang sebesar Rp 10 juta untuk setiap orang.
Postingan video di kanal youtube Kang Dedi Mulyadi Channel itu sontak mengundang beragam komentar dari netizen.
“Tertampar nggak tuh TSI. KDM yang tidak ada sangkut pautnya dengan korban Ikhlas memberi uang kemanusiaan 300 juta. Sedangkan TSI yang dirintis dengan ceceran peluh bahkan darah para korban seakan cuci tangan tak mau memberi sesenpun, malunya setengah mati itu kayak dicakar beruang,” tulis akun @chalmichastore8285.
“Akhirnya KDM turun tangan, semoga kasusnya segera selesai,” sahut @fachruroji8100.
“Cerdas nih KDM nguasain apa yang namanya problem solving bgt, 100 jempol buat KDM,” tulis @andotreasure2852.
Dalam forum itu Dedi Mulyadi menyebut bahwa aspek kemanusiaan yang menurutnya perlu ditegakkan dan posisinya di atas hukum.
“Bagi saya aspek kemanusiaan itu di atas hukum, karena hukum yang bersifat normatif itu pun belum tentu benar secara kemanusiaan,” ujar Dedi.
“Saya ini orang yang memimpin dengan hati bukan pikiran, saya selalu bicara tentang cikal bakal, nggak usah bicara masa lalu setiap orang punya trauma masa lalu, tidak usah juga mengatakan bahwa ini bukan tanggung jawab saya, saya tidak pernah melakukan, secara normatif itu benar. Bagi saya ini kalau terus-terusan tidak akan pernah berakhir, kedua-duanya meninggalkan luka, yang satu merasa benar secara normatif, yang satu merasa benar secara psikis dan emosi,” sambungnya.
Di akhir forum itu Dedi berharap pihak manajemen Taman Safari bisa terketuk hatinya untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
“Sudahlah, saya minta mengetuk hati jajaran Taman Safari, bisa enggak sih bicara baik-baik, bertemu secara kekeluargaan, apa yang bisa kami lakukan, apa yang bisa kami berikan untuk mengobati luka yang disebabkan oleh orang lain,” urainya.
“Kalau kita memberi karena kesalahan kita itu biasa, tapi kalau kita memberi membantu karena kesalahan orang lain itu Namanya derma, biar Bogor leluhurnya juga Bahagia,” harap Dedi Mulyadi.
Kontributor : Kanita