Jebak Korbannya buat VCS, Kakak-Beradik Raup Cuan Ratusan Juta Hasil Nyamar jadi Cewek Seksi

Rabu, 07 Mei 2025 | 07:57 WIB
Jebak Korbannya buat VCS, Kakak-Beradik Raup Cuan Ratusan Juta Hasil Nyamar jadi Cewek Seksi
Ilustrasi -Jebak Korbannya buat VCS, Kakak-Beradik Raup Cuan Ratusan Juta Hasil Nyamar jadi Cewek Seksi. (Unsplash/Charles Deluvio)

Suara.com - Penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah menetapkan kakak-beradik, MD dan I sebagai tersangka kasus pemerasan. Terungkap kasus ini, modus kakak-beradik itu yakni menyamar menjadi wanita cantik dan memeras korban usai dijebak untuk melakukan video call sex alias VCS

Kasubdit IV Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon mengungkapkan sepak terjang kedua kakak beradik selama beraksi memeras korban lewat modus VCS

Berdasarkan pengakuan kepada polisi, tersangka MD mengaku telah melakukan aksi pemerasan sejak tahun 2024 silam. Cuan yang dihasilkannya pun tak tanggung-tanggung, mencapai Rp100 juta.

“Pengakuan pelaku, aksi ini sudah dilakukan sejak tahun 2024. Keuntungannya Rp100 juta, dan digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” beber AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon kepada wartawan di Polda Metro Jaya Selasa (6/5/2025).

Selama mengincar para korban-korbannya, kakak-beradik yang merupakan seorang pria berpura-pura menjadi wanita cantik.

Tersangka MD berperan mengunggah konten-konten vulgar di aplikasi Bigo miliknya dan menyamar sebagai wanita seksi.

Setelah ada korban yang kepincut dengan tersangka, komunikasi intens pun dilakukan menggunakan chat telegram. Saat itulah tersangka MD mulai mengajak korbannya untuk melakukan VCS.

Ilustrasi Video Call Sex.[Digtara.com]
Ilustrasi--ILUSTRASI--Kasus kakak-beradik peras korbannya dengan modus berpura-pura menjadi wanita seksi. Kedua tersangka yakni MD dan I menyebarkan video-video porno di aplikasi Bigo. (tangkpan layar/ist)

Tersangka MD langsung gerak cepat alias gercep untuk menyiapkan sebuah ponsel lain yang berisi video sosok wanita vulgar untuk menjebak calon korbannya. Setelah merasa penyamarannya sebagai wanita seksi berhasil dilakukan, tersangka MD kemudian meminta agar calon korbannya juga memamerkan alat kelaminnya.

“Setelah video tersebut direkam oleh pelaku, maka pelaku akan secara intens mengirim video tersebut dan meminta sejumlah uang,” kata AKBP Herman.

Baca Juga: Modus Licik Kakak-Beradik Nyamar Wanita Seksi, Peras Korban di Bigo usai Diajak VCS

Herman menambahkan, jika korban tidak menuruti keinginan tersangka, maka video tersebut diancam bakal disebar kepada rekan maupun pihak keluarga korban.

“Jadi, memang sebelumnya pelaku juga sudah melakukan profilling terhadap korban yang akan dia lakukan pemerasan,” ujarnya.

Herman mengaku, para korban yang melaporkan kejadian ini mengalami kerugian akibat pemerasan dengan nominal yang bervariatif, mulai dari Rp2,5 juta hingga lebih.

Kasus video call sex bugil atau VCS bugil atau Ohone Sex di Surabaya. (Suara.com/Achmad Ali)
ILUSTRASI--Kasus kakak-beradik peras korbannya dengan modus berpura-pura menjadi wanita seksi. Kedua tersangka yakni MD dan I menyebarkan video-video porno di aplikasi Bigo.  (Suara.com/Achmad Ali). 

Saat mendapat laporan soal pemerasan ini, petugas langsung melakukan identifikasi soal lokasi tersangka. Diketahui, MD berada di wilayah Sumatera Selatan. Setelah mengetahui lokasi persembunyiannya, polisi akhirnya berhasil meringkus MD. 

Dalam kasus ini, polisi baru bisa menangkap tersangka MD. Sementara tersangka I berhasil meloloskan diri saat disergap oleh petugas. Lantaran masih buron, polisi telah memasukan identitas tersangka I dalam daftar pencarian orang alis DPO.

“Pelaku MD juga melakukan kejahatan tersebut bersama dengan saudara kandungnya, kakak laki-lakinya yang berusia 27 tahun. Sementara kami akan lakukan penyelidikan lebih lanjut karena pada saat ditangkap, DPO ini tidak ada di tempat,” ungkap Herman. 

Dasil hasil penangkapan terhadap tersangka MD, petugas menyita dua unit handphone yang digunakan tersangka untuk melakukan VCS dan memeras para korbannya yang terkena jebakan batman.

Selain itu, polisi juga telah menyita barang bukti lainnya seperti beberapa rekening perbankan yang digunakan untuk menampung dana hasil kejahatan dan juga akun-akun media sosial yang digunakan pelaku serta beberapa video vulgar yang digunakan para tersangka untuk mengincar korban-korbannya.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya,  tersangka MD kini harus mendekam di penjara. Dia dijerat dengan Pasal 27B Juncto Pasal 45 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik alias UU ITE yaitu tindak pidana pemerasan yang dilakukan melalui media elektronik.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI