Sementara itu, penasehat hukum lainnya Michael Anshori mengatakan pada saat pembacaan pembelaan pensehat hukum menyampaikan riwayat kehidupan terdakwa sejak masih kecil.
Selain itu meminta keadilan karena tersakiti dan bahkan dia tidak memiliki lengan.
"Kami tadi menyampaikan tadi mengulas jadi Terdakwa terharu kami mengulas mengenai riwayat kehidupannya sejak dia kecil, meminta keadilan bagimana dia dari awal tersakiti yang tidak memiliki lengan sejak lahir itu yang kami ulas sehingga terdakwa emosional kemudian sempat terjadi insiden muntah. Nangis dan muntah," ujarnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, sidang sempat di skors dan menunggu hingga terdakwa merasa tenang.
"Tadi sempat di skors untuk membersihkan itu saja kemudian dilanjutkan untuk pembacaan pledoi," ungkapnya.
Sidang selesai sekitar pukul 17.00 wita dan langsung masuk ke ruang tunggu.
Agus sebelumnya dituntut jaksa penuntut dengan pidana penjara selama 12 tahun dan pidana denda sebesar Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan.
Dalam tuntutan jaksa, perbuatan Agus dinyatakan terbukti melanggar Pasal 6 huruf C juncto Pasal 15 UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
Pasal itu diterapkan lantaran korban Agus lebih dari satu orang.
Baca Juga: Pegawai Universitas Mataram Diduga Hamili Mahasiswi KKN Jadi Tersangka
Menikah Saat Agus Dipenjara
Agus Difabel sendiri saat ini sudah mempunyai seorang istri yang merupakan gadis Bali bernama Ni Luh Nopianti.
Agus menikahi Ni Luh Nopianti dengan perkawinan adat yakni keberadaan Agus digantikan dengan sebilah keris.
Prosesi pernikahan secara adat ini memang dikenal oleh masyarakat Bali.
Sang istri pun sudah melakukan ritual mepamit untuk menjadi istri Agus yang tinggal di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ibu Agus, Ni Gusti Ayu Ari Padni saat ditemui di kediamannya membenarkan proses mepamit yang dilangsungkan di Bali tempatnya di Karangasem pada Kamis (10/4/2025).