suara hijau

Krisis Iklim Bikin Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Meroket: Apa yang Bisa Dilakukan?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 12:37 WIB
Krisis Iklim Bikin Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Meroket: Apa yang Bisa Dilakukan?
Ilustrasi krisis iklim. (unsplash.com/@dibakar16roy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perubahan iklim kini menjadi penyebab utama jutaan orang mengungsi di dalam negeri mereka sendiri. Dikutip dari Euro News, tahun lalu, jumlah pengungsian internal akibat bencana alam melonjak tajam, mencapai angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2008.

Menurut data Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC), sepanjang 2024 terjadi 45,8 juta kali pengungsian akibat bencana. Ini hampir dua kali lipat dari rata-rata tahunan dalam satu dekade terakhir.

Hampir semuanya dipicu oleh cuaca ekstrem yang makin diperparah oleh perubahan iklim. Lebih dari 80 juta orang masih mengungsi pada akhir tahun lalu, jumlah tertinggi dalam sejarah.

Sekitar 83,4 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena konflik, kekerasan, dan bencana. Itu setara dengan jumlah penduduk Jerman.

"Pengungsian internal adalah titik temu antara konflik, kemiskinan, dan iklim. Dampaknya paling besar pada kelompok paling rentan," kata Alexandra Bilak, Direktur IDMC.

Gambar menunjukkan dampak nyata krisis iklim, seperti kebakaran hutan yang meluas, banjir akibat naiknya permukaan laut, atau lanskap kering yang mengalami kekeringan parah. Ilustrasi ini menggambarkan betapa mendesaknya situasi perubahan iklim dan pentingnya tindakan segera untuk mengurangi dampaknya.  (unsplash.com/@davidkristianto)
Gambar menunjukkan dampak nyata krisis iklim, seperti kebakaran hutan yang meluas, banjir akibat naiknya permukaan laut, atau lanskap kering yang mengalami kekeringan parah. Ilustrasi ini menggambarkan betapa mendesaknya situasi perubahan iklim dan pentingnya tindakan segera untuk mengurangi dampaknya. (unsplash.com/@davidkristianto)

Sarah Rosengaertner dari Global Centre for Climate Mobility (GCCM) menilai angka-angka ini menyedihkan, meski tak mengejutkan.

“Ini menunjukkan bahwa kita telah mencapai, atau bahkan melewati, ambang pemanasan global 1,5°C,” ujarnya.

Bencana Iklim Melanda di Mana-mana

Cuaca ekstrem bertanggung jawab atas 99,5 persen pengungsian akibat bencana. Siklon dan badai menyumbang 54 persen kasus, sedangkan banjir mencakup 42 persen lainnya. Peristiwa ini terjadi di berbagai benua—dari Amerika hingga Asia, dari Afrika hingga Eropa.

Baca Juga: Antara PLTU dan Janji Hijau: Dilema Transisi Energi di Tengah Krisis Iklim

Di Amerika Serikat saja, IDMC mencatat 11 juta pengungsian akibat bencana. Ini adalah angka tertinggi yang pernah tercatat untuk satu negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI