suara hijau

Dari Surya hingga Panas Bumi: Menggali Potensi Energi Bersih 3.600 GW di Indonesia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 05 Juni 2025 | 09:03 WIB
Dari Surya hingga Panas Bumi: Menggali Potensi Energi Bersih 3.600 GW di Indonesia
Ilustrasi energi bersih - energi terbarukan. (Photo by Tara Winstead/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah laju perubahan iklim yang kian mengkhawatirkan, kebutuhan akan sumber energi bersih tidak bisa lagi ditunda. Berdasarkan laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), sektor energi menyumbang lebih dari 70% emisi gas rumah kaca global, dengan pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyumbang utama.

Jika tidak dikendalikan, suhu bumi diproyeksikan naik lebih dari 1,5°C pada pertengahan abad ini, memicu krisis iklim yang lebih luas, mulai dari kekeringan ekstrem hingga naiknya permukaan laut.

Indonesia sendiri masih bergantung pada energi fosil untuk lebih dari 80% kebutuhan listrik nasional. Namun, seiring komitmen global untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060, transisi menuju energi hijau menjadi semakin mendesak.

Energi hijau—juga dikenal sebagai energi terbarukan—adalah energi yang berasal dari proses alami yang berkelanjutan, seperti cahaya matahari, angin, air, panas bumi, dan biomassa. Energi ini dapat diperbarui secara alami dan tidak menghasilkan emisi berbahaya saat digunakan.

Menurut Outlook Energi Indonesia 2023 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi terbarukan di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW), namun yang baru dimanfaatkan masih di bawah 3%.

Padahal, pengembangan energi hijau tidak hanya penting untuk ketahanan energi nasional, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

Berikut adalah lima jenis energi hijau utama yang terus berkembang di Indonesia dan dunia:

1. Cahaya Matahari sebagai Sumber Listrik Bersih

Energi surya menjadi salah satu bentuk energi hijau yang paling cepat berkembang. Cahaya matahari diubah menjadi listrik melalui panel fotovoltaik (PV) atau dimanfaatkan sebagai pemanas menggunakan kolektor termal. Di negara tropis seperti Indonesia, potensi energi surya sangat besar karena intensitas sinar matahari tinggi sepanjang tahun. Keunggulan utamanya adalah ketersediaan yang luas serta tidak menimbulkan emisi karbon saat digunakan.

Baca Juga: Ekonomi Hijau Bukan Sekadar Ramah Lingkungan, tapi Juga Bikin Cuan

Menurut Outlook Energi Indonesia 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemanfaatan energi surya diproyeksikan terus meningkat seiring dengan harga panel yang makin terjangkau dan insentif dari pemerintah.

2. Mengubah Udara Menjadi Listrik

Energi angin dihasilkan dari pergerakan udara yang memutar turbin angin. Energi kinetik ini kemudian dikonversi menjadi energi listrik melalui generator. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) biasanya dibangun di wilayah dengan pola angin yang konsisten, baik di daratan (onshore) maupun di lepas pantai (offshore).

Laporan International Renewable Energy Agency (IRENA) tahun 2024 menyebutkan bahwa investasi global dalam sektor ini terus meningkat, mencerminkan potensi besar dari energi angin sebagai sumber listrik yang bersih dan efisien.

3. Sumber Listrik dari Aliran Sungai

Energi air atau energi hidro memanfaatkan kekuatan aliran air, seperti dari sungai atau bendungan, untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Ini adalah salah satu bentuk energi terbarukan tertua dan paling luas digunakan di dunia. Di Indonesia, potensi energi mikrohidro di daerah pedesaan masih belum tergarap sepenuhnya. Meski ramah lingkungan saat beroperasi, pembangunan infrastruktur besar seperti bendungan perlu memperhatikan dampak sosial dan ekologi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI