Bantah Isu Viral, Kepala BGN: Tidak Pernah Terpikirkan Beri Makanan Gratis dalam Bentuk Bahan Mentah

Kamis, 19 Juni 2025 | 10:50 WIB
Bantah Isu Viral, Kepala BGN: Tidak Pernah Terpikirkan Beri Makanan Gratis dalam Bentuk Bahan Mentah
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana [Bagaskara/Suara,com]

Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, dengan tegas membantah adanya rencana atau kebijakan untuk memberikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam bentuk bahan mentah kepada para penerima manfaat.

Pernyataan ini dikeluarkan sebagai respons langsung terhadap sebuah unggahan di media sosial yang menjadi viral, yang memperlihatkan pembagian bahan mentah untuk program MBG selama lima hari di wilayah Tangerang Selatan.

"Tidak pernah terpikirkan dan tidak ada kebijakan itu di BGN," ujar Dadan kepada Suara.com, pada hari Kamis (19/6/2025).

Dadan menjelaskan bahwa BGN tidak membuat keputusan secara sepihak dan semua kebijakan yang diambil didasarkan pada prinsip yang kuat. Ia menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah fokus menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) untuk memastikan pelaksanaan program MBG tetap berjalan efektif selama masa libur sekolah.

Menurutnya, penyusunan juknis ini melibatkan survei langsung yang dilakukan oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Survei ini bertujuan untuk mengetahui intensitas kehadiran peserta didik di sekolah selama liburan. Hasil survei akan menjadi dasar untuk menentukan format penyaluran MBG.

"Jika siswa masih bisa datang ke sekolah, maka MBG akan diberikan dalam bentuk fresh food, dan siswa juga bisa dibekali makanan tahan lebih lama seperti telur, buah, dan susu untuk 1 atau 2 hari ke depan," kata Dadan.

Namun, Dadan menambahkan bahwa jika hasil survei menunjukkan mayoritas peserta didik tidak dapat hadir di sekolah, BGN telah menyiapkan alternatif.

Dalam skenario tersebut, program akan disesuaikan dengan memfokuskan penyaluran kepada kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, agar manfaat gizi tetap tersalurkan secara optimal.

"Kami memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap berlandaskan prinsip pemerataan gizi, efektivitas penyaluran, dan keberlanjutan manfaat. Tidak ada keputusan sepihak terkait format pembagian MBG tanpa landasan kebijakan dari BGN," katanya.

Baca Juga: Beredar Foto Menu MBG Diganti Kudapan Tinggi Kadar Gula, Bikin Orangtua Geram

Sementara itu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, memberikan penjelasan terkait pendistribusian MBG berbahan mentah kepada para siswa di daerah itu.

Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur A Basiro mengatakan pendistribusian MBG dengan berbahan mentah itu benar dilakukan oleh pihaknya kepada ribuan siswa di 18 sekolah mulai tingkat PAUD/TK hingga SMA sederajat.

"Ya, kita didistribusikan terhadap 4.075 siswa dalam bentuk mentah itu agar dapat dibawa pulang atau disimpan siswa lebih lama," ujarnya sebagaimana dilansir Antara, Kamis.

Ia mengatakan makanan bergizi tersebut dibagikan berbentuk mentah untuk menyesuaikan kondisi sekolah yang saat ini sedang libur atau menjelang class meeting.

Melalui langkah itu, penerima MBG, khususnya siswa siswi sekolah, masih dapat menerima manfaat Program MBG itu dengan dibawa ke rumah.

Anggaran MBG Terserap Rp 4,4 Triliun

Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) telah tersalurkan sebesar Rp 4,4 triliun per 12 Juni 2025 dari anggaran awal Rp 71 triliun untuk tahun 2025.

"MBG yang dari waktu ke waktu kami laporkan, per tanggal 12 Juni, telah dibelanjakan BGN sebesar Rp 4,4 triliun," kata Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025 di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, penyaluran anggaran MBG terserap sekitar Rp 300-Rp 500 miliar tiap bulannya pada tiga bulan pertama tahun, kemudian nilainya bertambah rata-rata senilai Rp1 triliun sejak Maret hingga Mei 2025.

Selanjutnya, serapan anggaran MBG lebih cepat lagi, yakni bertambah Rp1,1 triliun dari catatan 31 Mei (Rp 3,3 triliun) dalam 12 hari.

Dari segi penerima manfaat, program MBG telah menjangkau 4,89 juta orang yang dilayani oleh 1.716 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur umum.

Sebagai catatan, anggaran MBG rencananya akan mencapai Rp 171 triliun untuk tahun ini, seiring dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta target penerima MBG mencapai 82,9 juta penerima yang dilayani oleh 32 ribu SPPG dari target awal 17,9 juta penerima.

"Kami menyiagakan anggaran tambahan sampai dengan Rp 100 triliun, yang nanti realisasinya akan kami sampaikan secara rutin, tentu bergantung pada kecepatan realisasi penerima manfaat oleh Badan Gizi Nasional," ujar Suahasil.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal bahwa anggaran program MBG bisa menembus Rp 300 triliun pada 2026.

Luhut menyebut anggaran MBG yang dialokasikan sebesar Rp 171 triliun pada tahun ini lebih banyak berfokus pada wilayah Jawa.

Sementara itu, dia meyakini MBG bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat program ini melibatkan banyak aktor ekonomi sehingga perputaran ekonomi bisa ditingkatkan.

Maka, Luhut mendorong agar program ini terus diperluas cakupan penerimanya, termasuk anggarannya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI