Ortu Tak Tega Anaknya Tidur di Asrama, 3 Siswa di Malang Batal Masuk Rakyat Sekolah

Sabtu, 21 Juni 2025 | 15:58 WIB
Ortu Tak Tega Anaknya Tidur di Asrama, 3 Siswa di Malang Batal Masuk Rakyat Sekolah
Ilustrasi sekolah rakyat. (ist)

Suara.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyatakan bahwa jumlah calon murid Sekolah Rakyat (SR) di wilayah setempat masih belum genap 100 orang, lantaran adanya tiga peserta yang mengajukan pengunduran diri.

"Sebenarnya sudah genap 100 siswa tetapi sekarang menjadi 97 siswa, karena kemarin ada yang mengundurkan diri," kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang Donny Sandito di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Donny menyebut bahwa alasan pengunduran tiga pelajar itu salah satunya dikarenakan kendala izin dari orang tua.

"Orang tuanya merasa tidak tega karena berpisah anaknya yang tinggal di asrama," ucapnya.

Pihaknya pun sebenarnya sudah mencoba membujuk kepada orang tua calon pelajar SR agar bisa memberikan izin bagi anaknya untuk menempuh program pendidikan dengan sistem asrama itu.

Namun, pihaknya tak bisa memaksakan kehendak orang tua untuk melepaskan anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat yang ditempatkan di Gedung Politeknik Kota Malang (Poltekom) di Jalan Raya Tlogowaru, Kecakatan Kedungkandang.

Selain persoalan izin orang tua, susutnya jumlah pelajar SR di Kota Malang juga dikarenakan adanya salah seorang calon murid yang memilih untuk menempuh pendidikan pesantren.

"Ada juga alasannya itu karena sudah diterima di pondok pesantren terkenal lewat jalur beasiswa," ujarnya.

Para pelajar yang mengundurkan diri itu adalah calon siswa di Sekolah Rakyat untuk jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP).

Baca Juga: Koar-koar Ijazah Palsu, Roy Suryo Ternyata Pendukung Jokowi: Memang Top, Beliau Pintar!

Jumlah di dalam satu rombongan belajar (rombel) pada SR jenjang SMP di Kota Malang, yakni sebanyak 100 siswa.

Ketentuannya adalah dari 100 siswa itu akan dibagi ke dalam empat kelas dengan jumlah masing-masing 25 pelajar.

Ia menyatakan telah meminta kepada jajarannya untuk melakukan pemetaan ulang agar jumlah pelajar SR bisa genap 100 pelajar. Calon siswa Sekolah Rakyat berasal dari desil 1 dan 2 di dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

"Iya teman-teman masih mengusahakan itu," ujar dia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI