Suara.com - Sebuah tuduhan berat yang mengguncang panggung politik nasional datang dari tokoh senior, Amien Rais. Ia mengklaim Jokowi pernah mencoba membunuh putranya, Hanafi Rais, lewat kecelakaan lalu lintas yang direkayasa.
Melalui video yang diunggah di kanal YouTube miliknya, Ketua Majelis Syura Partai Ummat itu secara terbuka menuding rezim Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi, sebagai dalang di balik insiden kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa putra sulungnya, Ahmad Hanafi Rais, pada tahun 2020 silam.
Pernyataan yang dilontarkan lima tahun setelah kejadian ini sontak membangkitkan kembali misteri di balik kecelakaan di Tol Cipali tersebut.
Amien Rais, dengan narasi yang terperinci, meyakini insiden itu bukanlah kecelakaan biasa, melainkan sebuah rencana pembunuhan.
"Anak sulung saya, Ahmad Hanafi Rais, oleh rezim Jokowi pernah mau dibunuh dengan ploting cukup rapi," kata Amien Rais dalam video yang dikutip pada Selasa (1/7/2025).
Amien kemudian membeberkan kronologi versinya, yang ia sebut sebagai sebuah operasi terencana.
Menurutnya, kejanggalan sudah dirasakan Hanafi sejak dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta.
“Sejak dari Semarang, Hanafi merasa aneh mengapa ada dua sedan yang terus membuntuti mobilnya."
Amien mengatakan, "Bila mobil Hanafi berjalan cepat, dua sedan misterius itu juga berjalan cepat. Kemudian jika mobil Hanafi pelan, dua mobil itu juga ikutan pelan."
Baca Juga: Amien Rais: Jokowi Mau Bunuh Anak Saya di Tol Cipali
Puncak dari skenario yang ia sebut sebagai penyergapan terjadi saat mobil yang ditumpangi Hanafi memasuki Tol Cipali.
Amien menuding dua truk besar telah disiapkan untuk mengeksekusi rencana tersebut, berkoordinasi dengan dua sedan misterius yang membuntuti sebelumnya. Ia menuduh para sopir itu berkomunikasi untuk menjalankan plot tersebut.
Menurut Amien, satu truk dengan sengaja menyalip mobil Hanafi, sementara truk lainnya memposisikan diri tepat di belakang. Sesaat kemudian, skenario mematikan itu dijalankan.
"Dan truk yang dibelakang menyeruduk menghancurkan bagian belakang mobil Hanafi," katanya, setelah truk di depan melakukan pengereman mendadak yang memaksa mobil Hanafi menabrak.
Akibat insiden tersebut, Hanafi Rais mengalami luka serius dan dampak jangka panjang.
“Pelipisnya (luka) dan hidungnya retak dan juga mengucurkan darah segar dan tulang punggungnya retak. Mobil Alphard Hanafi hampir putus jadi dua bagian saking kerasnya tabrakan truk dari belakang,” tutur Amien.
Ia menambahkan bahwa hingga kini, putranya belum dapat berjalan dengan normal akibat retak pada tulang punggungnya.
![Kolase foto Amien Rais, Jokowi, dan mobil Hanafi Rais yang kecelakaan di Tol Cipali tahun 2020. [Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/07/01/70707-kolase-foto-hanafi-rais-jokowi-dan-amien-rais.jpg)
Amien Rais secara eksplisit menunjuk siapa yang ia anggap bertanggung jawab dan apa motifnya.
"Mengapa Jokowi ingin membunuh anak saya? Supaya saya berhenti mengkritik kebijakan Jokowi yang memang harus dikritik," tudingnya.
"Mungkin maksud Jokowi supaya syok dan ketakutan. Jokowi ternyata belum puas, kok Hanafi masih hidup?"
Klaim Amien Rais ini membuka kembali arsip pemberitaan pada 18 Oktober 2020. Saat itu, Hanafi Rais memang dilaporkan mengalami kecelakaan hebat di Tol Cipali KM 112.900, wilayah Subang, Jawa Barat.
Laporan dari pihak kepolisian kala itu mengonfirmasi banyak elemen dalam cerita Amien, meski dengan beberapa detail berbeda.
Pengakuan polisi
Kabid Humas Polda Jabar saat itu, Kombes Erdi A Chaniago, membenarkan bahwa mobil yang ditumpangi Hanafi ditabrak dari belakang, terdorong, lalu menabrak kendaraan berat di depannya.
Poin krusial dari keterangan polisi adalah fakta bahwa kendaraan yang menabrak dan yang ditabrak mobil Hanafi langsung melarikan diri.
"Kedua kendaraan itu diduga meninggalkan lokasi kejadian. Identitasnya masih diselidiki. Untuk kondisi di sekitar lokasi, tanpa ada penerangan jalan," kata Kombes Erdi saat itu.
Keterangan serupa datang dari Panit PJR Tol Cipali, Iptu Karyana.
Ia menyebut Hanafi mengalami luka berat dan kecelakaan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
Namun, ia menyebut kendaraan yang menabrak dari belakang adalah sebuah minibus.
"Karena keras, kendaraan Hanafi terdorong dan menabrak kendaraan berat yang ada di depannya. Kendaraan yang menabrak mobil Hanafi Rais langsung kabur dan tak diketahui identitasnya," kata Iptu Karyana.
Fakta bahwa para pelaku tabrak lari itu tidak pernah teridentifikasi hingga kini memberikan celah bagi spekulasi dan teori konspirasi.
Tuduhan Amien Rais, meskipun sangat serius dan dilontarkan bertahun-tahun setelahnya, kini bertumpu pada misteri tak terpecahkannya kasus hit-and-run tersebut.