Suara.com - Musim kemarau 2025 diprediksi akan tetap turun hujan di sejumlah wilayah. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa hujan diprediksi masih akan turun di sejumlah wilayah akibat anomali cuaca.
Lantaran itu, masyarakat disarankan memanfaatkan peluang hujan yang masih terjadi di musim kemarau ini untuk sektor pertanian.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut bahwa curah hujan di beberapa daerah terpantau lebih tinggi dari kondisi normalnya, bahkan di tengah periode kemarau seperti sekarang.
"Kita bisa lihat bahwa sebenarnya di selatan khatulistiwa itu kemarau tidak berarti tidak ada hujan. Tetapi di sekitar Jawa Barat, Banten itu nampak memang disitu terjadi anomali cuaca," kata Ardhasena dalam konferensi pers virtual Senin (7/7/2025).
Menurutnya, situasi ini menjadi peluang strategis, terutama bagi petani yang selama ini mengandalkan irigasi alami.
Pada Agustus ini dinilai sebagai momen krusial untuk melakukan penyesuaian jadwal tanam dan pengelolaan air secara bijak.
"Kalau dibandingkan dengan kondisi normalnya, kemarau tahun ini dari bulan ke bulan kita lihat keadaannya di atas normal dan kondisi ini yang barangkali perlu kita waspada. Tetapi sekarang Agustus barangkali menjadi kesempatan untuk kita memanfaatkan airnya untuk pertanian," tuturnya.
BMKG mencatat bahwa wilayah selatan khatulistiwa, termasuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, memasuki periode kemarau dengan curah hujan rendah.
Namun, adanya hujan ringan hingga sedang yang masih turun membuat sifat musim kemarau tahun ini menjadi 'di atas normal' dibandingkan dengan rata-rata klimatologis.
Baca Juga: Hujan Deras Tak Terduga! BMKG Ungkap Wilayah Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem
Ardhasena menjelaskan, dari peta prakiraan curah hujan beberapa bulan ke depan, mulai Agustus hingga Januari 2026, tampak bahwa kondisi Indonesia sangat bervariasi.
Di beberapa daerah seperti area tengah Pulau Sumatera, hujan justru berada di bawah normal.
Namun menjelang akhir tahun, yakni Oktober hingga Desember, curah hujan diprediksi akan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Artinya kondisi yang terjadi di Indonesia ini sangat beragam. Menjelang akhir tahun, jadi mulai bulan Oktober, November, itu kondisi curah hujannya meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia," jelas Ardhasena.
![Agusmin, Prakirawan BMKG Makassar mengamati video angin puting beliung yang viral, Jumat 25 Juni 2021 [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/06/25/52390-bmkg-makassar.jpg)
Sementara itu, di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, meskipun secara neraca air mengalami defisit, masih terdapat hujan dengan frekuensi tertentu.
Fenomena inilah yang menyebabkan musim kemarau tahun ini tetap dikategorikan ‘basah’ secara statistik.