Suara.com - Ade Armando ikut angkat suara terkait menanggapi tuduhan keras Habib Rizieq Shihab terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang dianggap anti-Islam karena mengganti nama RSUD Al Ihsan menjadi RSUD Welas Asih.
Tudingan Islamofobia pun sempat mencuat usai Dedi mengganti nama rumah sakit tersebut.
Melalui kanal YouTube Cokro TV, Ade Armando memberikan pembelaan dan membantah tudingan Habib Rizieq kepada Gubernur Jawa Barat tersebut.
“Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dapat serangan kanan-kiri, dia dianggap anti-Islam. Salah satu penyerang utamanya adalah Rizieq Shihab,” kata Ade Armando dikutip pada Rabu, 9 Juli 2025.
“Rizieq menuduh KDM (Kang Dedi Mulyadi) sebagai tokoh yang punya kebencian terhadap Islam, alias Islamofobia,” lanjutnya.
Komisaris PLN Nusantara Power itu lalu menjelaskan bahwa alasan pergantian nama rumah sakit tersebut bukanlah karena kebencian terhadap Islam, melainkan untuk memberikan identitas yang lebih dekat dan akrab dengan masyarakat Jawa Barat.
“Pertanyaannya, benarkah KDM anti-Islam? tentu saja tidak. KDM memang memberikan jawaban bahwa perubahan tersebut terjadi guna memberikan identitas yang lebih akrab dengan masyarakat Jawa Barat,” terangnya.
Lebih jauh, Ade menyebut ada alasan yang lebih mendalam di balik pergantian nama itu.
Baca Juga: Sekolah Swasta di Jabar Terancam Gulung Tikar Gara-gara Kebijakan 'Nyeleneh' Dedi Mulyadi?
Ia mengatakan bahwa RSUD Al Ihsan memiliki catatan sejarah kelam terkait dengan kasus korupsi pada masa lalu yang dilakukan oleh ketua yayasan sebelumnya.
Ia menyebut bahwa Dedi Mulyadi adalah sosok anti-korupsi, sehingga ia tidak ingin menyimpan histori kelam di rumah sakit tersebut.

“Namun ada satu alasan yang lebih mendalam, KDM anti-korupsi. Dan nama Al Ihsan itu membawa nama korupsi pada sejarah rumah sakit tersebut,” kata Ade Armando.
Ade memaparkan bahwa rumah sakit tersebut didirikan oleh yayasan Al Ihsan yang dibentuk pada 15 Januari 1993 oleh sejumlah tokoh Islam yakni, Mohammad Ukman Sutaryan, H.M.A. Sampoerna, Agus Muhyidin, Totoh Abdul Fatah Ghazali, Ahmad Syahid, dan M. Soleh.
Namun seiring waktu, nama yayasan tersebut mulai dikaitkan dengan kasus korupsi yang dilakukan ketuanya.
Menanggapi tudingan Rizieq, Ade menyatakan bahwa kebencian terhadap Dedi Mulyadi kemungkinan besar dipicu oleh meningkatnya popularitas sang gubernur.