Kriminolog Curigai Adanya Rekayasa Bunuh Diri di Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan

Sumarni Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2025 | 16:20 WIB
Kriminolog Curigai Adanya Rekayasa Bunuh Diri di Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan
Staf Kemlu Arya Daru Pangayunan. [istimewa]

Suara.com - Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Arya Daru Pangayunan, masih menyisakan banyak tanda tanya. Ia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan wajah terlilit lakban dengan tubuh terselimuti rapi.

Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, memberikan pandangannya terhadap kasus ini. Ia menyangsikan bahwa Arya mengakhiri hidupnya sendiri berdasarkan kondisi fisik saat ditemukan.

“Kalau kita melihat bagaimana lilitannya, kalau dia dituduh menghilangkan nyawa sendiri sepertinya agak susah ya,” ujar Haniva dikutip dari YouTube tvOneNews pada Selasa, 15 Juli 2025.

Menurutnya, tindakan seperti itu sangat sulit dilakukan tanpa bantuan atau keterampilan khusus.

“Karena biar bagaimanapun juga ketika dia melilit kepalanya berarti dia harus punya keterampilan tertentu,” imbuhnya.

Menurut Haniva, dalam kondisi seseorang kehabisan oksigen, tubuh akan merespons secara refleks sehingga gerakan-gerakan yang ditimbulkan seharusnya menimbulkan posisi tubuh yang tidak beraturan.

Namun kondisi tubuh Arya pada saat pertama kali ditemukan justru terlihat rapi, bahkan tubuhnya ditutupi selimut.

“Ketika dia menutup hidungnya, secara alami ketika dia kehilangan oksigen dia pasti akan melakukan gerakan-gerakan yang tidak bisa dikontrol,” kata Haniva.

Baca Juga: Mantan Kabareskrim Bongkar 5 Langkah Krusial dalam Teka-Teki Kematian Diplomat Muda

“Gerakan-gerakan itu menimbulkan posisi yang asimetris, sementara korban ditemukan dalam kondisi yang sangat rapi dan dalam kondisi terselimuti,” katanya menyambung.

Dengan kondisi tersebut, Haniva menduga ada sesuatu yang janggal dengan kematian Arya.

Arya Daru Pangayunan (Instagram)
Arya Daru Pangayunan (Instagram)

“Artinya kalau dalam kondisi ini berarti ada sesuatu yang aneh dan janggal,” ujarnya.

Ia menduga bahwa kematian Arya sengaja dibuat seolah-olah merupakan tindakan bunuh diri, padahal sebenarnya bisa jadi merupakan hasil dari pembunuhan yang dikondisikan seolah menjadi kasus bunuh diri.

“Jangan-jangan ini apakah kondisi di mana stage bunuh diri pasca pembunuhan. Jadi dikondisikan, atau dinarasikan ini seolah-olah bunuh diri padahal dia mengalami pembunuhan,” kata Haniva.

Menurut pandangannya sebagai kriminolog, Haniva juga menekankan pentingnya menelusuri siapa saja orang-orang di sekitar Arya yang terakhir kali berinteraksi dengannya sebelum kejadian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI