Suara.com - Sebuah pidato dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sukses memicu perbincangan hangat di seluruh platform media sosial. Bukan karena isu politik berat, melainkan karena sebuah komoditas yang selama ini lekat dengan citra mistis: kemenyan.
Gibran secara terbuka mendorong hilirisasi kemenyan dan berupaya mengubah persepsi publik terhadapnya. Gibran bahkan menyebut kemenyan merupakan salah satu bahan untuk parfum Louis Vuitton (LV) dan Gucci.
Gagasannya yang tidak biasa ini memancing ribuan reaksi, mulai dari kekaguman, dukungan, hingga skeptisisme dan sindiran terhadap Gibran dilayangkan.
Di balik viralnya pidato Gibran tersebut, ada beberapa poin kunci yang menarik untuk dibedah. Berikut adalah 4 fakta penting dari pidato Gibran yang perlu Anda ketahui.
Baca Juga Dewiku: Kemenyan Naik Kelas Gara-Gara Disentil Gibran Rakabuming, Ini Pilihan Parfum Lokal yang Wajib Dicoba
1. Klaim Mengejutkan: Kemenyan Bahan Baku Parfum Mewah LV & Gucci
Ini adalah "bom" utama yang dilemparkan Gibran untuk mematahkan stigma kemenyan yang identik dengan dunia perdukunan.
Ia secara langsung mengaitkan komoditas ini dengan produk gaya hidup mewah yang digunakan oleh banyak kalangan, terutama para wanita. Baginya, ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia telah lama menyia-nyiakan potensi besar dari kemenyan.
"Tapi dari dulu kita jualnya mentah, ibu-ibu yang pakai parfum LV, Gucci dan lain-lain itu dari kemenyan loh," katanya. Pernyataan ini menjadi argumen sentralnya untuk meyakinkan publik bahwa kemenyan adalah komoditas bernilai tinggi yang disalahpahami.
Baca Juga: Pemakzulan Gibran di Persimpangan, Surat Mengendap, DPR Bungkam, Purnawirawan Siapkan 'Opsi Paksa'
2. Menyejajarkan Nilai Kemenyan dengan Nikel
Untuk memperkuat argumen ekonominya, Gibran tidak ragu menyejajarkan nilai kemenyan dengan nikel, komoditas tambang yang menjadi primadona dalam program hilirisasi di era pemerintahan sebelumnya.
Langkah ini menunjukkan keseriusannya dalam memandang kemenyan bukan sebagai produk sampingan, melainkan sebagai salah satu "harta karun" yang bisa mendongkrak perekonomian jika diolah dengan benar.
"Saya pernah bicara itu masalah hilirisasi kemenyan banyak yang ketawa, 'kemenyan buat dukun' salah, kemenyan sama berharganya dengan nikel," ucap Gibran.
Dengan perbandingan ini, ia ingin publik melihat kemenyan dari kacamata industri dan inovasi, bukan lagi dari kacamata mistis.
3. Janji Fasilitas Riset untuk Anak Muda