Suara.com - Sebuah gerakan dukungan moral berskala nasional yang melibatkan sejumlah jenderal dan akademisi akan digelar di Yogyakarta. Bertajuk 'Maklumat Yogyakarta', acara ini digagas sebagai bentuk dukungan terhadap mantan Rektor UGM, Profesor Sofian Effendi, yang mendadak menarik kembali pernyataannya soal dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Rencana ini diungkap oleh pakar telematika, Roy Suryo. Ia menyebut acara yang akan digelar pada Selasa, 22 Juli 2025 besok, akan dihadiri oleh tokoh-tokoh kaliber nasional.
"Maklumat Yogyakarta akan dihadiri oleh Pak Jenderal TNI Tyasno Sudarto, Profesor Rochmat Wahab, dan insya Allah ada juga Profesor Sofian Effendi," kata Roy di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/7/2025).
Roy juga memberi sinyal akan ada tokoh penting lain dari Yogyakarta yang akan ditemui secara khusus. "Ada satu lagi tokoh penting Yogyakarta yang akan disowani besok," imbuhnya.
Gerakan ini merupakan respons langsung atas drama yang terjadi pekan lalu. Seperti diketahui, Prof. Sofian Effendi sempat menjadi sorotan tajam setelah secara blak-blakan menyebut ijazah Jokowi diduga palsu dalam sebuah wawancara di kanal YouTube "Langkah Update" pada 16 Juli 2025.
Namun, hanya selang sehari, Prof. Sofian membuat surat pernyataan yang menarik kembali semua ucapannya. Ia bahkan memohon agar video wawancara tersebut dihapus dari peredaran.
"Akhiri saja polemik ijazah Jokowi. Jangan bentrokan saya dengan rektorat UGM. Saya tidak mau dibenturkan dengan rektor," ujarnya di kediamannya.
Langkah mundur Prof. Sofian ini terjadi setelah pihak UGM mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah klaimnya. Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi, menegaskan bahwa pernyataan Prof. Sofian berbeda dengan data dan bukti akademik yang dimiliki kampus.
Pihak UGM bahkan secara terang-terangan menyayangkan adanya pihak lain yang dinilai telah 'menggiring' sang profesor untuk menyampaikan opini keliru.
Baca Juga: Kompolnas Kantongi 'Sesuatu yang Baru' dari Keluarga, Kematian Diplomat Kemlu Segera Terungkap?
"Kami menyayangkan pihak-pihak yang telah menggiring beliau untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar. Pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi," kata Andi dalam keterangan resminya.