Selain jejak digital di laptop, polisi juga melakukan pekerjaan investigasi konvensional yang masif. Mereka mengamankan dan menganalisis rekaman dari 20 titik CCTV di sekitar lokasi-lokasi yang berkaitan dengan aktivitas korban selama tujuh hari terakhir sebelum ditemukan tewas.
“termasuk juga pemeriksaan secara digital yaitu CCTV 20 titik yang diambil oleh penyelidik itu 7 hari sebelum kejadian. terus dianalisa,” kata AKBP Reonald.
Dari analisis mendalam, penyidik berhasil memetakan pergerakan Arya Daru. Mereka menyisir rekaman untuk menemukan siapa saja yang bertemu dengan korban, siapa yang bertamu ke kamar kosnya, dengan siapa korban berkomunikasi secara langsung.
Hasil analisis CCTV ini berhasil merekonstruksi jejak terakhir Arya Daru dengan sangat detail. Salah satu momen kunci adalah perjalanannya dari sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.
"Bahkan dari 15 aksi tersebut itu salah satunya adalah sopir taksi yang mengantarkan korban ADP dari salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat ya," jelas AKBP Reonald.
Polisi berhasil mendapatkan rekaman CCTV saat korban mengantre di mal, kemudian diantar taksi ke depan kantor Kementerian Luar Negeri. Jejaknya terus terekam saat ia memasuki gedung Kemenlu, turun ke basemen, hingga naik menggunakan lift menuju lantai 12.
“Dia masih menggunakan ransel dan paperbag tas belanjanya... Jadi ada dua barang dibawanya, Mbak. Bukan cuma, bukan cuma paperbag saja. Jadi ada ransel, ada body bag,” tambahnya, mengoreksi detail barang bawaan korban.
Kini, dengan kombinasi data dari laptop dan puluhan rekaman CCTV, polisi selangkah lebih dekat untuk mengungkap siapa orang terakhir yang bersama Arya Daru dan apa motif di balik pembunuhan keji ini.
Baca Juga: Jejak Lakban Kuning Arya Daru Terkuak, Polisi: Dibeli di Yogyakarta Sebulan Sebelum Tewas