HP Diplomat Arya Daru Masih Raib, Polisi: Bukan Kendala Penyelidikan

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Senin, 28 Juli 2025 | 11:12 WIB
HP Diplomat Arya Daru Masih Raib, Polisi: Bukan Kendala Penyelidikan
Hilangnya HP diplomat Arya Daru Pangayunan dianggap tidak menjadi kendala bagi penyelidik kepolisian untuk mengungkap kasus ini. [istimewa]

Suara.com - Misteri kematian tragis diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan dengan wajah terlilit lakban, memasuki babak krusial.

Meski ponsel korban yang diduga menyimpan kunci utama raib, polisi menegaskan penyelidikan tidak mandek.

Sebaliknya, jejak digital dari laptop dan rekaman puluhan CCTV mulai merangkai kepingan puzzle terakhir sang diplomat.

Kasus kematian Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kosnya masih menyisakan duka dan tanda tanya besar.

Salah satu ganjalan utama dalam penyelidikan adalah hilangnya ponsel milik korban, sebuah Samsung S22 Ultra 5G. Namun, Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, memastikan bahwa tim penyidik memiliki rencana lain untuk membongkar tabir misteri ini.

Menurutnya, meski kehilangan ponsel adalah sebuah tantangan, itu bukanlah akhir dari segalanya.

AKBP Reonald menegaskan bahwa penyidik tidak akan menyerah hanya karena hilangnya barang bukti fisik. Teknologi forensik siber memungkinkan mereka untuk mencari jalan lain, meskipun prosesnya menjadi lebih panjang dan rumit.

“Sebenarnya kita tidak boleh mengabaikan hilangnya ponsel tersebut. Namun ya, dalam pembuktian dari forensik cyber itu bisa ada penggantinya dari handphone yang hilang tersebut walaupun tidak sesempurna data-data atau informasi-informasi yang dibutuhkan,” ujar AKBP Reonald dikutip dari Youtube Metro TV.

Ia menambahkan, “dengan belum ditemukan handphone tersebut bukan menjadi kendala bagi penyelidik untuk mengungkap fakta apa yang terjadi terhadap korban ADP, cuma memang membutuhkan waktu yang agak lebih panjang untuk penyelidikannya dan membutuhkan keterangan-keterangan ahli.”

Baca Juga: Jejak Lakban Kuning Arya Daru Terkuak, Polisi: Dibeli di Yogyakarta Sebulan Sebelum Tewas

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa polisi sangat yakin bisa memecahkan kasus ini dengan mengandalkan alat bukti pendukung lainnya.

Titik Terang dari Laptop

Di tengah upaya pencarian ponsel yang terus dilakukan, sebuah penemuan di lokasi kejadian menjadi titik terang yang sangat signifikan: sebuah laptop milik korban. Keberuntungan berpihak pada tim penyidik.

“Tapi dengan ditemukan juga adanya sebuah laptop dan tim dari forensik cyber juga berhasil untuk membuka data dari yang ada dalam laptop tersebut, ternyata email dan WA terkoneksi ke laptop tersebut. Itulah yang sangat membantu penyelidik untuk membuka dan menjadikan terang tabir apa yang terjadi terhadap korban,” ungkap AKBP Reonald.

Penemuan ini menjadi game-changer. Dengan email dan WhatsApp yang tersinkronisasi, penyidik kini memiliki akses langsung ke jendela komunikasi terakhir Arya Daru.

Pesan, panggilan, hingga email yang masuk dan keluar beberapa saat sebelum kematiannya kini berada di tangan pihak berwenang, siap untuk dianalisis demi menemukan petunjuk vital.

Selain jejak digital di laptop, polisi juga melakukan pekerjaan investigasi konvensional yang masif. Mereka mengamankan dan menganalisis rekaman dari 20 titik CCTV di sekitar lokasi-lokasi yang berkaitan dengan aktivitas korban selama tujuh hari terakhir sebelum ditemukan tewas.

“termasuk juga pemeriksaan secara digital yaitu CCTV 20 titik yang diambil oleh penyelidik itu 7 hari sebelum kejadian. terus dianalisa,” kata AKBP Reonald.

Dari analisis mendalam, penyidik berhasil memetakan pergerakan Arya Daru. Mereka menyisir rekaman untuk menemukan siapa saja yang bertemu dengan korban, siapa yang bertamu ke kamar kosnya, dengan siapa korban berkomunikasi secara langsung.

Hasil analisis CCTV ini berhasil merekonstruksi jejak terakhir Arya Daru dengan sangat detail. Salah satu momen kunci adalah perjalanannya dari sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.

"Bahkan dari 15 aksi tersebut itu salah satunya adalah sopir taksi yang mengantarkan korban ADP dari salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat ya," jelas AKBP Reonald.

Polisi berhasil mendapatkan rekaman CCTV saat korban mengantre di mal, kemudian diantar taksi ke depan kantor Kementerian Luar Negeri. Jejaknya terus terekam saat ia memasuki gedung Kemenlu, turun ke basemen, hingga naik menggunakan lift menuju lantai 12.

“Dia masih menggunakan ransel dan paperbag tas belanjanya... Jadi ada dua barang dibawanya, Mbak. Bukan cuma, bukan cuma paperbag saja. Jadi ada ransel, ada body bag,” tambahnya, mengoreksi detail barang bawaan korban.

Kini, dengan kombinasi data dari laptop dan puluhan rekaman CCTV, polisi selangkah lebih dekat untuk mengungkap siapa orang terakhir yang bersama Arya Daru dan apa motif di balik pembunuhan keji ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI