RSCM Rilis Kematian Arya Daru Karena Gangguan Pertukaran Oksigen

Selasa, 29 Juli 2025 | 18:13 WIB
RSCM Rilis Kematian Arya Daru Karena Gangguan Pertukaran Oksigen
Diplomat Arya Daru Pangayunan (Instagram)

Suara.com - Kematan diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) disebutkan karena gangguan pertukaran oksigen.

Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Dokter dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Yoga Tohijiwa mengatakan tidak ditemukan zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen.

Selain itu juga tidak ada penyakit atau zat yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen pada organ atau jaringan tubuh ADP.

"Maka sebab mati almarhum akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas," kata Yoga dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, ditemukan luka terbuka dangkal pada bibir bagian dalam ADP. Ada juga luka lecet pada wajah dan leher.

"Serta memar-memar pada wajah, bibir dalam dan anggota gerak atas kanan akibat kekerasan tumpul," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, diplomat Kemlu bernama Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas dengan kondisi wajah terbungkus isolasi atau lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.

Alat kontrasepsi alias kondom hingga pelumas ikut disita polisi terkait misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI, Arya Daru Pangayunan (39). Sederet barang bukti dalam kasus itu pun dipamerkan oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).

Baca Juga: Tidak Ada DNA Milik Orang Lain di Lakban yang Melilit Wajah Arya Daru

Barang bukti yang dibeberkan ke publik itu dianggap penting bagi kepolisian untuk mengungkap tabir misteri atas kematian Arya Daru yang tewas dalam kondisi wajah terlilit plastik dan terlakban.

Pantauan Suara.com pada siang ini, bareng bukti itu teleh diperlihatkan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Pasalnya, hari ini kepolisian akan membeberkan hasil penyelidikan terkait kematian Arya Daru.

Selain lakban kuning yang menjerat kepala korban, terdapat pula barang mencolok lain, seperti alat kontrasepsi atau kondom berikut pelumas merek Vivo.

Hingga kini, belum dijelaskan sejauh mana keterkaitan barang bukti tersebut dengan kematian Arya Daru. Penjelasan lengkap akan disampaikan oleh Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra bersama tim ahli kedokteran forensik dan psikologi forensik.

Mereka juga akan memaparkan hasil autopsi serta analisis mendalam mengenai penyebab kematian Arya.

Kepala Terbungkus Lakban

Arya Daru ditemukan tewas dengan kepala terbungkus plastik dan lakban di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025.

Kasus kematian yang tak biasa ini langsung menarik perhatian publik dan memicu beragam spekulasi.

Awalnya kasus ditangani Polres Metro Jakarta Pusat, namun kemudian diambil alih oleh Polda Metro Jaya. Selama tiga pekan penyelidikan, polisi telah memeriksa 24 saksi, termasuk orang-orang terdekat Arya seperti istri, penjaga indekos, dan rekan kerja di Kementerian Luar Negeri. Selain itu, enam saksi ahli turut dilibatkan untuk memperkuat proses penyidikan.

Empat Fakta Krusial

Berdasarkan catatan Suara.com, ada empat fakta penting yang terungkap sejauh ini:

1. Pintu terkunci dari dalam. Arya ditemukan tewas di kamar yang terkunci rapat dan dislot dari dalam.

2. Lakban dibeli korban sendiri. Penelusuran menunjukkan lakban kuning yang digunakan dibeli Arya di Yogyakarta akhir Juni 2025.

3. CCTV rooftop Kemlu. Malam sebelum tewas, Arya terekam kamera CCTV berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu. Ia tampak merenung dan meninggalkan dua tas, salah satunya berisi pakaian dinas untuk tugas ke Finlandia.

4. CCTV indekos. Kamera di kos merekam Arya keluar kamar membawa kantong keresek hitam pukul 23.24 WIB pada 7 Juli 2025. Ia kembali masuk beberapa menit kemudian dan tak pernah terlihat keluar lagi hingga ditemukan tewas keesokan harinya.

Publik kini menanti kesimpulan polisi: apakah keempat fakta ini mengarah pada dugaan bunuh diri atau justru mengungkap adanya skenario lain? Jawaban tersebut akan dipaparkan siang ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI