Suara.com - Wakil Presiden Ke-10 dan 12 Jusuf Kalla alias JK melayat di kediaman almarhum Suryadharma Ali di Rumah Duka Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Kamis, 31 Juli 2025.
Mantan menteri agama itu meninggal dunia pada Kamis subuh, sekira pukul 04.18 WIB di RS Mayapada, Jakarta Selatan.
JK yang mengenakan batik bernuansa ungu tiba di rumah duka sekira pukul 11:55 WIB. Ia diterima langsung keluarga almarhum. JK menyampaikan duka cita atas kepergian almarhum.
"Saya turut berdukacita atas kepergian almarhum," kata JK saat menyampaikan sambutan di bagian dalam rumah duka.
Dalam kesempatan itu juga, JK mengenang almarhum sebagai sosok yang baik. JK mengaku cukup eekqt dengan almarhum apalagi pernah sama-sama di pemerintahan.
"Kami pernah sama-sama menteri. Beliau adalah sosok yang baik dalam hidupnya," ujar JK.
Selain itu, di mata JK, almarhum Mantan Ketua Umum PPP ini dinilai telah mendedikasikan diri memberikan jasanya kepada bangsa, negara dan masyarakat Indonesia.
Tak lupa, JK mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan almarhum. "Sekali lagi mari kita mendoakan beliau," tambah JK sebelum menutup sambutannya.
Untuk diketahui, Suryadharma meninggal dunia pada Kamis sekitar pukul 04.18 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan. Suryadharma adalah Ketua Umum kelima PPP dan memimpin selama kurun waktu 2007-2014.
Baca Juga: Dari Puncak Menteri Agama ke Jerat Korupsi Haji: Kisah Hidup Suryadharma Ali yang Berakhir Hari Ini
Dalam karier politiknya ia pernah mengemban sejumlah jabatan di lingkungan pemerintahan di kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain menjadi Menteri Agama, Suryadharma juga pernah menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil (2004-2009).
Profil Suryadharma Ali
Suryadharma Ali lahir pada 19 September 1956. Dia dikenal sebagai politisi senior yang mencicipi sejumlah posisi strategis di pemerintahan dan partai politik.
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di IAIN (sekarang UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada 1984.
Pria yang akrab disapa SDA ini memulai karier dengan bekerja di perusahaan ritel PT Hero Supermarket dengan posisi sebagai Deputi Direktur.
Suryadharma Ali lantas menerjuni dunia politik sejak tahun 2001 dan menduduki posisi sebagai Ketua Komisi V DPR RI hingga tahun 2004.
Saat itu pula, SDA menjabat sebagai Bendahara Fraksi PPP MPR RI pada 2004-2009.
Berkat kecakapan politiknya, namanya kian melambung setelah menduduki posisi Ketua Umum PPP menggantikan Hamzah Haz pada 2007.
Ia memimpin partai untuk dua periode yakni 2007-2011 dan kembali terpilih untuk periode 2011-2014.
Kecakapannya di dunia politik membawa dia melenggang lebih jauh. Suryadharma Ali dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Menteri Negara Koperasi dan UKM pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009).
Tugasnya di pemerintahan berlanjut ketika dipercaya memimpin Kementerian Agama di periode kedua Kabinet Indonesia Bersatu (2009-2014).
Terjerat Kasus
Di ujung masa jabatannya sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali malah tersandung korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan SDA sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana haji.
Menghadapi proses hukumnya, Suryadharma Ali menyatakan mundur dari dari jabatannya pada 26 Mei 2014 dan secara resmi mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Mei 2014.
Dalam sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi Mochammad Wiraksajaya juga menuntut majelis hakim menjatuhkan pidana tambahan berupa kewajiban membayar uang pengganti kerugian keuangan negara Rp2,23 miliar.
Usai persidangan yang panjang, Suryadharma Ali divonis 6 tahun penjara ditambah denda Rp300 juta subsider 3 bulan kurungan dan pidana uang pengganti sejumlah Rp1,8 miliar subsider 2 tahun kurungan karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi pelaksanaan ibadah haji periode 2010-2013.
Usai menjalani hukuman, Suryadharma Ali menjalani bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat pada 6 September 2022.
Suryadharma Ali bisa bebas bersyarat karena sudah menjalani masa tahanan sesuai vonis pengadilan yang telah dikurangi dengan sejumlah remisi yang didapatkan.
Kenangan
Meninggalnya Suryadharma Ali ini menyisakan duka bagi banyak orang terlepas dari kasus yang melingkupinya.
Salah satu yang merasa kehilangan adalah Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Nasaruddin mengenang almarhum sebagai figur yang berdedikasi dalam penguatan tata kelola keagamaan nasional.
Selama menjabat sebagai Menteri Agama, Suryadharma Ali dikenal aktif dalam memperkuat kelembagaan keagamaan, meningkatkan layanan pendidikan madrasah dan pesantren, serta melakukan berbagai upaya reformasi birokrasi di lingkungan Kemenag.
Suryadharma Ali dinilai berperan penting dalam modernisasi penyelenggaraan ibadah haji, termasuk digitalisasi layanan haji yang menjadi fondasi bagi transformasi haji di masa kini.
"Kiprah beliau dalam membangun dialog antarumat beragama juga patut dikenang sebagai bagian dari upaya menjaga kerukunan nasional," ujar Menag.
Menag Nasaruddin juga mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama untuk melaksanakan shalat gaib dan mengirimkan doa terbaik bagi almarhum.
Begitu pula dengan Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ia mengenang sosok Suryadharma Ali sebagai sosok yang cerdas, aktif berorganisasi, dan memiliki jiwa kepemimpinan sejak muda.
Kedekatan Buya Anwar dengan Suryadharma Ali terjalin sejak masa kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keduanya menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan tinggal di asrama yang sama.
"Suryadharma Ali adalah adik kelas saya, tapi kami tinggal di asrama yang sama," kata Buya Anwar mengenang sahabatnya itu.
Bagi Buya Anwar, Suryadharma Ali sudah dikenal sebagai mahasiswa yang cemerlang dan memiliki kepedulian tinggi terhadap organisasi dan kepemimpinan. Maka tidak heran, Suryadharma Ali dapat menempati posisi strategis di pemerintahan maupun di partai.
Secara khusus, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi menginstruksikan seluruh kader partai melaksanakan shalat ghaib dan tahlil untuk mendoakan Suryadharma Ali.
Arwani menjelaskan hal tersebut layak dilakukan karena Suryadharma Ali merupakan sosok berpengaruh yang sangat dihargai di kalangan internal PPP.
Menurut dia, seluruh buah pikiran dan karya baik Suryadharma Ali dapat dikenang dan diteruskan generasi penerus demi memajukan bangsa.