Suara.com - Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad akhirnya blak-blakan soal tiga pesan rahasia Presiden Prabowo Subianto, yang dibawa dan disampaikannya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dasco, dikutip hari Selasa (5/8/2025), secara terbuka mengakui bahwa pertemuannya dengan Megawati pekan lalu membawa sejumlah pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra.
Pertemuan yang digelar di kediaman Megawati ini menjadi sorotan tajam, terutama setelah Dasco mengunggah momen tersebut melalui akun Instagramnya @sufmi_dasco pada Kamis (31/7/2025) malam.
Dalam foto yang beredar, tampak hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani dan Mensesneg sekaligus Ketua DPP Partai Gerindra, Prasetyo Hadi.
Waktu pertemuan ini dianggap sangat strategis, terjadi sesaat sebelum pemerintah memberikan amnesti kepada kader PDI-P, Hasto Kristiyanto, yang akhirnya bebas pada Jumat (1/8/2025).
Apa sebetulnya isi pesan rahasia yang dibawa oleh Dasco dan Prasetyo?
Dasco akhirnya buka suara. Menurutnya, ada tiga agenda utama yang dibahas. Pertama, pesan dari Prabowo dalam kapasitasnya sebagai kepala negara.
"Saya dan Mensesneg datang menyampaikan pesan. Kalau Mensesneg itu pesan presiden kepada Ibu Mega, yaitu ada beberapa hal mengenai museum Bung Karno," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).
Pesan kedua datang dari Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.
Baca Juga: Tom Lembong dan Hasto Bebas, Cara Prabowo Rangkul Kubu Anies dan Ganjar?
![Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengunggah foto dirinya tengah bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kamis (31/7) malam, persis setelah DPR menyetujui usulan Presiden Prabowo untuk memberikan amnesti terhadap Hasto Kristiyanto. [Instagram/Dasco]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/08/01/18720-sufmi-dasco-ahmad-megawati-soekarnoputri-puan-maharani-prananda-prabowo.jpg)
Pesan ini bersifat lebih politis dan terkait langsung dengan agenda internal PDIP.
Mengingat PDIP tidak mengundang pihak eksternal dalam kongresnya, Prabowo menitipkan ucapan selamat secara khusus.
"Pak Prabowo berpesan kepada saya untuk disampaikan kepada Ibu Mega. Pertama, ucapan selamat kongres. PDIP kan tidak mengundang pihak luar, termasuk para-para ketua umum," kata Dasco.
"Jadi, dalam pada kesempatan itu, Pak Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra menitipkan pesan selamat berkongres," kata dia.
Namun, pesan ketigalah yang paling sarat dengan muatan manuver politik: pembahasan mengenai Undang-Undang (UU) Pemilu.
Mensesneg Prasetyo Hadi mengonfirmasi Presiden Prabowo memiliki pandangan spesifik terkait UU Pemilu yang perlu didiskusikan dengan pimpinan partai lain, termasuk PDIP.
"Kalau soal UU Pemilu, bapak presiden tentu punya pandangan terhadap keputusan MK," kata Prasetyo.
Tapi, ia memberi sinyal bahwa isi pandangan tersebut masih menjadi rahasia.
"Ya Belum untuk disampaikan."
Politik 'Kakak Adik' dan Hubungan 'Hopeng'
Terlepas dari lobi politik yang terjadi di balik layar, Prabowo secara konsisten menampilkan narasi mesra terhadap PDIP.
Ia menegaskan bahwa meskipun partai berlambang banteng itu memilih berada di luar pemerintahan, hubungan keduanya tetap erat layaknya saudara.
"Sebenarnya PDIP sama Gerindra ini kakak adik. Tapi benar kita ini, karena apa ya, demokrasi kita kan diajarkan oleh negara barat, jadi enggak boleh koalisi satu," kata Prabowo saat acara di Klaten, Jawa Tengah (21/7/2025).
Prabowo memandang peran PDIP sebagai kekuatan penyeimbang sangatlah penting.
"Itu memang benar, harus ada yang di luar (koalisi), koreksi kita gitu, ngoreksi. Tapi ya sedulur, ya kan?" ucapnya.
Ia bahkan menggunakan istilah populer untuk menggambarkan kedekatan mereka.
"Kalau bahasanya itu jaksa Agung, hopeng (hao pengyou). Bahasanya Pak Utut hopeng, karena suhunya sama dia ini," kata Prabowo.