Tiket di JIS Mahal, JakMania Keluhkan Fasilitas Belum Sebanding: Gerah, Padat, Sirkulasi Udara Minim

Jum'at, 08 Agustus 2025 | 16:43 WIB
Tiket di JIS Mahal, JakMania Keluhkan Fasilitas Belum Sebanding: Gerah, Padat, Sirkulasi Udara Minim
Jakmania, suporter Persija Jakarta. (Dok. Persija)

Suara.com - Suporter Persija Jakarta, JakMania, mengeluhkan mahalnya harga tiket pertandingan di Jakarta International Stadium (JIS) yang dinilai tidak sebanding dengan kenyamanan fasilitas di dalam stadion.

Mereka membandingkan tarif tersebut dengan stadion lain yang pernah digunakan Macan Kemayoran.

Anggota JakMania, Rejiva Rendy Baskoro, menyebut bahwa Harga tiket pertandingan Persija di JIS merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia.

Namun menurutnya, pelayanan dan kenyamanan di stadion tersebut belum memadai.

"Harga tiket di JIS mungkin salah satu paling tinggi di Indonesia, namun memang kenyamanan suporter belum sepenuhnya didapat," kata Rejiva kepada Suara.com, Jumat (8/8/2025).

Rejiva mencontohkan, di beberapa stadion lain seperti Stadion Patriot Bekasi dan Wibawa Mukti Cikarang, tiket tribun ekonomi biasanya dijual di bawah Rp100 ribu.

Sementara di JIS, tiket dengan kategori serupa bisa menyentuh angka di atas Rp100 ribu, bahkan mencapai Rp150 ribu saat laga besar.

"Stadion lain kebanyakan tribun ekonomi di bawah 100 ribu," ungkapnya.

Menurut Rejiva, persoalan harga tiket tinggi belum diimbangi dengan pengalaman menonton yang nyaman. Ia menyoroti desain tribun utara JIS yang terdiri dari tiga tingkat.

Baca Juga: BRI Super League: Van Basty Sousa Butuh Dukungan Jakmania Sepanjang Musim

Desain ini kerap menimbulkan kekacauan karena banyak penonton memaksakan diri berpindah tribun.

Jakarta International Stadium (JIS) jadi kandang Persija Jakarta di BRI Liga 1 2024-2025. [Dok. Persija]
Jakarta International Stadium (JIS) jadi kandang Persija Jakarta di BRI Liga 1. [Dok. Persija]

"Karena tribun utara terbagi tiga tier, dan nggak seluas tribun utara GBK yang tier satunya besar, kadang masih banyak penonton yang tiketnya bukan di utara, mereka loncat pagar buat bisa nonton di utara," ujar dia.

Tak hanya itu, Rejiva menilai pengawasan di dalam stadion juga belum optimal. Ia menyebut jumlah steward atau petugas keamanan belum cukup untuk mengendalikan pergerakan penonton.

"Pengawasan dari steward masih terbatas," tambahnya.

Selain itu, Rejiva juga menyoroti persoalan sirkulasi udara di dalam stadion. Menurutnya, saat tribun dalam keadaan penuh, banyak penonton merasa kepanasan dan pengap.

"Kalau tribun padat, pengap dan gerah, karena sirkulasi udara dan anginnya juga kurang," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI