Bupati Pati Digoyang, DPR RI Turun Tangan: Demokrasi Lokal Terancam Jadi Arena Elite?

Minggu, 17 Agustus 2025 | 17:45 WIB
Bupati Pati Digoyang, DPR RI Turun Tangan: Demokrasi Lokal Terancam Jadi Arena Elite?
Bupati Pati Sudewo saat memberikan paparan. (Instagram/@sudewoofficial)
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Mereka menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat. [ANTARA FOTO/Aji Styawan].
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Mereka menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat. [ANTARA FOTO/Aji Styawan].

Kritik Keras: Tiga Dosa Intervensi Elite Pusat

Dukungan dari seorang anggota DPR RI terhadap bupati yang sedang digoyang di daerahnya sendiri bukanlah tindakan tanpa konsekuensi.

Setidaknya, ada tiga poin kritis yang perlu kita soroti dari manuver ini:

Mendelegitimasi Lembaga Lokal: Pernyataan yang menyarankan agar proses pemakzulan tidak dilanjutkan dapat diartikan sebagai upaya pelemahan fungsi pengawasan DPRD.

Padahal, DPRD adalah pilar demokrasi di daerah. Ketika elite pusat seolah berkata 'sudah, jangan dilanjutkan', itu mengirimkan pesan berbahaya bahwa lembaga lokal tidak cukup berdaulat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Logika "Baru Menjabat" yang Menyesatkan: Argumen masa jabatan yang singkat adalah tameng yang sering digunakan.

Pertanyaannya: Apakah seorang pemimpin butuh waktu bertahun-tahun untuk menunjukkan itikad baik atau kepemimpinan yang prorakyat?

Jika dalam waktu kurang dari setahun sudah muncul gejolak penolakan masif hingga DPRD harus turun tangan, bukankah itu justru sinyal bahaya yang harus didengar, bukan dibungkam?

Kepemimpinan yang buruk tidak mengenal kalender.

Baca Juga: Gugah Nurani Elite Politik, Megawati Sentil Bahaya Kolonialisme Gaya Baru dan Pengkhianat Rakyat

Aroma Elitisme dan Jaringan Politik: Sulit untuk tidak mencium aroma politik 'jaga teman' atau kepentingan partai dalam intervensi ini.

Alih-alih berfokus pada substansi masalah yang dikeluhkan warga Pati melalui wakilnya di DPRD, fokusnya bergeser menjadi penyelamatan figur politik.

Ini menunjukkan adanya jurang pemisah (gap) antara apa yang dirasakan rakyat di daerah dengan cara pandang elite di Jakarta.

Demokrasi lokal terancam menjadi sekadar arena pertarungan antar-elite, bukan lagi tentang pelayanan publik.

Ribuan warga di depan pendopo Kabupaten Pati menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya, di Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). [ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif]
Ribuan warga di depan pendopo Kabupaten Pati menuntut Bupati Pati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya, di Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). [ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif]

Apa Artinya Ini Bagi Kita, Anak Muda?

Kasus Pati adalah studi kasus yang relevan bagi kita, generasi milenial dan Gen Z.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI