Suara.com - Sebuah video dari pelosok Papua Selatan viral di media sosial, memperlihatkan tiga siswa SD bertugas sebagai Paskibraka tanpa alas kaki.
Aksi penuh semangat ini menuai haru dan memicu pertanyaan publik soal makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Momen mengharukan ini dibagikan oleh akun Instagram @foryourinfo.update yang dengan cepat menyebar luas.
Video tersebut memperlihatkan dua putra dan satu putri berseragam merah putih, berbaris tegap di lapangan rumput. Dengan gerakan yang disiplin, mereka menjalankan tugas mulia mengibarkan Sang Merah Putih.
Namun, pemandangan kaki-kaki mereka yang telanjang, menapak langsung di tanah rumput, menjadi sorotan utama.
Kondisi ini bukanlah karena kelalaian, melainkan cerminan dari keterbatasan yang mereka hadapi.
Dalam unggahannya, pemilik akun menyertakan keterangan yang seolah menjadi suara hati para siswa tersebut.
"Bukan karena tidak menghargai sakralnya pengibaran bendera, bukan karena tidak mau memakai alas kaki, tapi memang kami 'putra putri' indonesia timur tidak punya alas untuk di pakai," tulis postingan tersebut, Selasa (19/8/2025).
Keterangan itu menegaskan bahwa semangat nasionalisme para siswa di SD Inpres Isyaman, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, tidak pernah padam oleh keterbatasan.
Baca Juga: 5 Fakta Viral Wakil Bupati Kulon Progo Perbaiki Tali Sepatu Paskibraka yang Terlepas Saat Upacara!
Momen yang disebut untuk memperingati HUT RI Ke-80 ini menjadi bukti cinta mereka pada Indonesia.
"Tapi hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk mengibarkan bendera kebanggaan bangsa ini, tidak mengurangi kecintaan kami terhadap tanah air indonesia," lanjut keterangan unggahan.
Video ini sontak memicu beragam reaksi dari warganet.
Banyak yang memuji semangat para siswa tapi tak sedikit yang merasa miris dan mempertanyakan makna kemerdekaan serta keadilan sosial di negeri ini.
Kolom komentar dibanjiri tanggapan yang menyiratkan keprihatinan mendalam.
"Ini kah yg nama merdeka," tulis seorang warganet.
Komentar senada juga datang dari pengguna lain, "Apa Ini yang di katakan merdeka."
Beberapa warganet menyoroti ironi kekayaan alam Papua yang melimpah namun belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakatnya.
"Berdiri di atas emas tapi mengapa mereka tidak bisa menikmatinya ya..," komentar warganet lain, menyindir ketimpangan yang terjadi.
Di tengah kritik dan keprihatinan tersebut, pujian dan rasa salut tetap mengalir untuk para Paskibraka cilik ini.
Kegigihan mereka untuk tetap menghormati bangsa di tengah segala keterbatasan dianggap sebagai tamparan keras bagi banyak pihak.
"Salut, mereka masih mau menjadi negara indonesia," tulis seorang warganet, mengapresiasi loyalitas mereka.
Momen ini menjadi pengingat bahwa di balik gegap gempita perayaan kemerdekaan, masih banyak anak bangsa yang merayakannya dalam keterbatasan.
Namun, semangat mereka tak kalah besar menjadi simbol harapan bagi Indonesia yang benar-benar merdeka, adil, dan makmur bagi semua.
Reporter: Maylaffayza Adinda Hollaoena