"Saya menduga ini adalah sabotase struktural. Disabotase yang dilakukan oleh struktural pemerintahan sendiri, saya menduga itu. boleh saya menduga seperti itu," kata Gator.
Ia menduga upaya sabotase tersebut sengaja dilakukan oleh lingkr pemerintahan kepada Prabowo.

"Sabotase struktural yang dilakukan oleh pemerintah kepada presiden," kata Gatot.
Lagi-lagi Istana harus turun langsung dalam menyelesaikan permasalahan para pembantu presiden.
Kali ini yang kena sorot ialah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Rini Widyantini mengenai keputusan memundurkan jadwal pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024.
Belakangan, Prabowo melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memituskan untuk mempercepat pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) untuk formasi tahun 2024.
"Baru tiga bulan di tahun yang baru sudah seperti itu," kata Gatot.
Gatot kemudian menyoroti sejumlah polemik lain yang menjadi ramai di masyarakat dan mencoreng muka Prabowo. Menurutnya semua masalah yang terjadi memang bagian dari sabotase.
Masalah-masalah tersebut, mulai dari pemblokiran rekening tidak aktif yang merupakan kebijakan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Haji: Tim Hukum Yaqut Minta KPK Fokus Korupsi Kuota, Bukan Keluhan Layanan Jemaah
Kemudian persoalan tambang nikel di Raja Ampat, yang pada akhirnya Prabowo memutuskan mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) di Raja Ampat.
"Siapa yang jelek? presiden lagi," kata Gatot.
Hal lain yang menjadi sorotan ialah terkait pernyataan mengenai tanah dua tahun nganggur bisa disita oleh negara.
"Akhrinya muncul di media sosial, rekening nganggur 3 bulan diblokir, tanah nganggur selama 2 tahun disita negara, kami nganggur bertahun-tahun pemerintah tidak peduli," kata Gatot.
Terbaru, mengenai pemberian abolisi dan amnesti untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto.
Keputusan Prabowo tersebut menuai kontra dan serangan. Gatot mengaku tahu siapa pihak yang menyerang dengan tujuan menggemakan narasi pemakzulan terhadap Prabowo.