“Yang kita perlukan itu persatuan. Kalau kita cari macam hal kecil begitu kita ribut terus. Ribut enggak produktif,” sebutnya.
Ia prihatin melihat pemerintah sedang berupaya keras mensukseskan program-program penting, namun narasi yang terus muncul justru seputar perselisihan ijazah Jokowi yang tak kunjung usai.
“Ketika kita berupaya mensukseskan ini, tapi narasi yang muncul tiap hari orang berkelahi soal ijazah aja,” sebutnya.
“Sekarang lebih baik kita satukan energi sukseskan MBG, Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, program-program yang populer,” imbuhnya.
Pernyataan Rektor UGM Perkuat Kedudukan Ijazah Jokowi
Senada dengan pandangan untuk tidak lagi mempermasalahkan ijazah, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ova Emilia, baru-baru ini juga telah mengkonfirmasi bahwa Presiden Jokowi merupakan lulusan dari institusi yang dipimpinnya.
Melalui kanal YouTube Universitas Gadjah Mada yang diunggah pada Jumat (22/8/25), Ova Emilia meyakinkan publik bahwa Jokowi telah menerima ijazahnya setelah menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985.
Mengenai gambar ijazah Jokowi yang beredar di media sosial, Ova tidak terlalu mempermasalahkan.
Sebab, dokumen tersebut sudah berada di tangan Jokowi, sehingga tanggung jawab atas keberadaan dan keasliannya ada pada yang bersangkutan. “Artinya yang menjaga ijazah itu adalah yang bersangkutan.
Baca Juga: Film Tentang MBG Tuai Kecaman Aktivis NTT: Kami Tak Pernah Ngemis Makanan!
Oleh karena itu, Universitas Gadjah Mada ini ya kita tidak mau berkomentar terkait dengan ijazah, a piece of paper yang sudah ada di yang bersangkutan,” ujar Ova.
Menanggapi keraguan yang masih ada, Ova menjelaskan bahwa peran UGM sebagai institusi pendidikan adalah mendidik dan menyimpan dokumentasi lengkap terkait proses pendidikan, bukan lagi mengurusi dokumen yang sudah diserahkan kepada alumni.
Dengan demikian, baik dari sudut pandang politik yang diwakili Habiburokhman maupun konfirmasi dari pihak akademis UGM, terlihat adanya dorongan untuk mengakhiri polemik ijazah ini dan mengalihkan fokus pada hal-hal yang lebih konstruktif bagi kemajuan bangsa.
Kontributor : Kanita