Menteri PPPA Sebut Jakarta Jadi Role Model Perlindungan Perempuan dan Anak

Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:15 WIB
Menteri PPPA Sebut Jakarta Jadi Role Model Perlindungan Perempuan dan Anak
Menteri PPPA Arifah Fauzi menyebutkan kalau Provinsi DKI Jakarta telah menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan kesetaraan gender. (Suara.com/Lilis)

Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersepakat memperkuat sinergi untuk menjadikan Jakarta sebagai kota percontohan perlindungan perempuan dan anak.

Menteri PPPA Arifah Fauzi menyebutkan kalau Provinsi DKI Jakarta telah menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, dan perlindungan anak.

Berdasarkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) tahun 2024, DKI Jakarta memperoleh angka 95,56 atau di atas angka nasional (91,85). Sementara Indeks Perlindungan Anak (IPA) tahun 2023 mencapai angka 70,11 atau di atas rata-rata nasional (63,83).

"Meski begitu, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu kita hadapi," ujar Arifah dalam keterangannya, Kamis (28/8/2025).

"Oleh karenanya, kami berkomitmen untuk melakukan upaya bersama antara Kemen PPPA dan DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan yang masih perlu diselesaikan, salah satunya untuk mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya menambahkan.

Arifah menambahkan bahwa Kementeria PPPA sebenarnya telah lama bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Dia berharap sinergi itu terus berlanjut untuk mendukung tiga program prioritas, di antaranya Ruang Bersama Indonesia (RBI), layanan call center pengaduan kekerasan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, dan Satu Data Perempuan dan Anak.

Arifah menambahkan kalau upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dilakukan dengan memperkuat kualitas keluarga.

"Lima faktor utama yang perlu diperhatikan adalah masalah ekonomi, pola asuh keluarga, penggunaan gadget, lingkungan, dan pernikahan usia anak," pesannya.

Baca Juga: Surat Kartini Jadi Memori Dunia UNESCO: Ini Maknanya bagi Perjuangan Kesetaraan Gender Masa Kini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?