Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul angkat bicara soal data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang mencatat 10 orang meninggal selama gelombang demonstrasi sejak 25 Agustus lalu.
Pasalnya, Kementerian Sosial baru menyalurkan santunan kepada 7 keluarga korban.
Menurut Gus Ipul, perbedaan jumlah itu bukan karena ada keluarga yang diabaikan, melainkan karena proses assessment yang belum rampung.
"Sementara ini yang sudah kita assessment dan sudah selesai itu baru tujuh. Nanti yang tiga akan kita lihat lagi ya," ujar Gus Ipul usai menyalurkan santunan ke keluarga pengemudi ojol mendiang Affan Kurniawan di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
"Jadi kita lihat, tentu setelah melalui proses assessment itu nanti kita akan berikan santunan. Tapi yang sudah clear per hari ini yang sebetulnya ada tujuh," katanya menambahkan.
Ia memastikan santunan tetap diberikan kepada seluruh keluarga korban tewas, termasuk tiga keluarga yang masih menunggu proses verifikasi.
Bentuk bantuan yang diberikan berupa uang tunai Rp15 juta ditambah satu paket sembako.
![Sejumlah warga mengusung keranda jenazah korban insiden pada Aksi 28 Agustus, Affan Kurniawan di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Fauzan/nz]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/29/14017-pemakaman-affan-kurniawan-pemakaman-jenazah-affan-kurniawan-ojol-yang-dilindas-mobil-rantis.jpg)
"Santunan berupa uang 15 juta rupiah, indeksnya memang segitu. Dan juga ada satu paket sembako. Jadi ini salah satu bagian dari program kami yang memang juga diberikan kepada keluarga-keluarga yang mengalami musibah karena sebab-sebab tertentu," jelasnya.
YLBHI sebelumnya merilis data bahwa sepanjang 25–31 Agustus 2025 tercatat 10 orang meninggal dunia, 1.042 luka-luka, dan 3.337 ditangkap dalam gelombang aksi di sejumlah kota.
Baca Juga: Minta Masyarakat Tak Cemas, DPR Dukung TNI Hidupkan Lagi Pam Swakarsa: Beda dengan Orba?
Selain itu, Amnesty Internasional Indonesia juga mendesak Komnas HAM segera melakukan penyelidikan pro justitia terhadap kematian terhadap 10 warga sipil tersebut.
Amnesty menyoroti perlunya investigasi independen untuk memastikan pihak yang bertanggung jawab diadili setelah angka korban jiwa meningkat.