- Kebakaran terjadi di kilang minyak Pertamina di Dumai
- Sebelum kejadian, Menkeu Purbaya sempat menyinggung soal kebutuhan kilang di Indonesia
- Sering terjadi kebakaran hingga kekurangan pasokan minyak, memang Indonesia punya berapa kilang?
Suara.com - Kebakaran kembali terjadi di Kilang Pertamina Dumai, Riau, pada 2025. Insiden ini menambah daftar panjang peristiwa serupa yang menimpa fasilitas pengolahan minyak di Indonesia.
Sehari sebelum insiden terbakarnya kilang Pertamina di Dumai, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sempat menyinggung soal kebutuhan Indonesia membangun kilang. Purbaya menyinggung soal lambannya Pertamina mengurus pembangunan kilang baru sehingga negara harus mengimpor dari Singapura.
"Kilang itu, bukan kita gak bisa bikin atau gak bisa bikin proyeknya. Cuman Pertaminanya males-malesan aja," tegas Purbaya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9).
Meski berhasil ditangani dengan cepat, peristiwa ini membuat publik bertanya-tanya, sebenarnya Indonesia punya berapa kilang minyak?
![Unit kilang pada PT KPI RU II Dumai pada 1-27 November mendatang akan dihentikan sementara untuk pemeliharaan dan peremajaan agar kembali kepada potensi maksimum. [ANTARA/HO-PT KPI RU II]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/10/29/66063-kilang-minyak-pertamina-dumai.jpg)
Indonesia Punya 7 Kilang Minyak Utama
Saat ini, Indonesia memiliki enam kilang minyak utama yang dioperasikan oleh Pertamina. Kilang-kilang tersebut tersebar di beberapa daerah strategis dengan kapasitas total sekitar 1 juta barel per hari.
Berikut daftar kilang minyak di Indonesia:
- Kilang Dumai (Riau) – kapasitas sekitar 170 ribu barel per hari.
- Kilang Plaju (Sumatera Selatan) – kapasitas 118 ribu barel per hari.
- Kilang Balikpapan (Kalimantan Timur) – kapasitas 260 ribu barel per hari.
- Kilang Cilacap (Jawa Tengah) – kapasitas 348 ribu barel per hari.
- Kilang Balongan (Indramayu, Jawa Barat) – kapasitas 125 ribu barel per hari.
- Kilang Kasim (Papua Barat) – kapasitas sekitar 10 ribu barel per hari.
- Kilang Tuban (Jawa Timur) - target kapasitas 300 ribu barel per hari.
Selain 7nkilang utama tersebut, ada juga mini refinery dan kilang swasta yang masih dalam tahap pengembangan, meski kontribusinya belum sebesar kilang Pertamina.
Sejarah Kilang Dumai “Kilang Minyak Putri Tujuh”
Baca Juga: Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Melansir laman kpi.pertamina.com, Kilang Dumai terdiri dari dua unit, yaitu Kilang Sungai Pakning dan Kilang Dumai.
Kilang Sungai Pakning dibangun lebih dulu pada 1969. Lalu Kilang Dumai menyusul dengan konstruksi yang dimulai pada 1981.
Kilang ini bernilai strategis karena menyumbang sekitar 16% kebutuhan energi nasional, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan sebagian Kalimantan.
Secara historis, Kilang Dumai juga dikenal dengan sebutan “Kilang Minyak Putri Tujuh”, merujuk pada Pesanggrahan Putri Tujuh yang ada di dalam kompleks kilang dan berkaitan dengan legenda asal-usul Kota Dumai.
Pembangunan kilang ini berlangsung pada 20 April 1969 bekerja sama dengan Far East Sumitomo Sloye Kaisha dari Jepang. Pelaksana teknisnya adalah Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHHI), yang membangun Crude Distillation Unit (CDU) beserta fasilitas utilitas pendukungnya.
Kilang Dumai kemudian resmi dikukuhkan dalam SK Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nomor R 334/KPS/DM/1967, dan beroperasi hingga kini sebagai bagian dari Refinery Unit II (RU II) Dumai dan Sungai Pakning.
Selain menghasilkan bahan bakar minyak, Kilang Dumai juga memproduksi non-BBM yang didistribusikan ke berbagai daerah hingga mancanegara. Tak heran jika kilang ini disebut sebagai salah satu kebanggaan nasional.