PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak

Senin, 06 Oktober 2025 | 20:50 WIB
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani. (Suara.com/Fadil)
Baca 10 detik
  • Tingkat keterisian atau okupansi kamar hotel di Indonesia masih mengalami penurunan. 
  • Okupansi hotel menurun drastis di Kalimantan Timur akibat proyek IKN mandek.
  •  Secara nasional, angka okupansi hotel selama Januari hingga Juni 2025 tercatat menurun 3,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Suara.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan bahwa tingkat keterisian (okupansi) kamar hotel di Indonesia masih mengalami penurunan. Selain karena efisiensi anggaran pemerintah, melambatnya aktivitas industri swasta dan terhentinya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi penyebab utamanya.

Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, menjelaskan bahwa penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh pemerintah yang mengurangi kegiatan di hotel. Industri swasta, termasuk vendor-vendornya, juga turut memangkas anggaran perjalanan dan acara mereka akibat situasi ekonomi yang belum stabil.

"Ternyata industri itu juga mengurangi budget untuk 12 bulan... termasuk vendornya. Banyak yang mengurangi kunjungannya," kata Hariyadi di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (6/10/2025).

Hariyadi secara khusus menyoroti Kalimantan Timur sebagai provinsi dengan penurunan okupansi paling drastis. Padahal, pada tahun 2023, Kaltim sempat menempati peringkat kedua okupansi hotel tertinggi setelah Bali.

Menurutnya, penyebab utama anjloknya okupansi di Kaltim adalah terhentinya pembangunan IKN.

"Karena IKN yang mandek. Enggak ada yang datang lagi," ucapnya.

Secara nasional, angka okupansi hotel selama Januari hingga Juni 2025 tercatat menurun 3,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hariyadi berharap angka ini bisa membaik pada paruh kedua tahun ini, terutama saat momen liburan akhir tahun.

"Paling tidak sama dengan tahun lalu, itu sudah bagus. Karena secara keseluruhan memang penurunannya cukup signifikan," kata Hariyadi.

Ia menambahkan, daerah-daerah wisata populer seperti Bali, Yogyakarta, Solo, dan Bandung diperkirakan masih memiliki tingkat okupansi yang stabil dan akan tetap menjadi favorit pada liburan akhir tahun.

Baca Juga: Macan Tutul yang Masuk ke Hotel Berhasil Dievakuasi

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI