Suara.com - Basarnas resmi mengakhiri operasi pencarian korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.
Diketahui, Basarnas menyatakan 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk terdapat 8 body part.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menutup operasi ini lewat apel resmi di halaman Pondok Pesantren Putra Al Khoziny. Operasi dihentikan pada hari kesembilan.
“Hari ini masuk di hari kesembilan, kita telah menyelesaikan pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan terhadap korban,” ujar Syafii.
Sementara di lokasi ambruknya gedung, sudah tak terlihat material yang menumpuk.
Tersisa kerikil pecahan beton yang berserakan, ada pula sedikit bilah sisa besi-besi konstruksi yang masih tertancap di tanah.
Ada pula dua ekskavator dan satu alat berat crane yang terparkir.
“Kita juga telah bisa memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh," ujar Syafii.
Baca Juga: Takdir atau Kelalaian? Polisi akan Usut Ambruknya Musala Al Khoziny yang Renggut 63 Nyawa Santri
"Dengan demikian operasi pencarian dan pertolongan korban resmi saya tutup," tegas Syafii.
Dengan selesainya operasi evakuasi korban ambruknya ponpes ini, Basarnas secara resmi mengakhiri tugasnya di sektor pencarian dan pertolongan.
Akan tetapi, pengawasan dan penanganan pascakejadian akan tetap dilanjutkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah daerah.
“Apa yang kita tutup pada hari ini sebenarnya di koridor pencarian dan pertolongan. Tentunya terkait dengan apa yang nanti akan ditindaklanjuti, teman-teman bisa monitor perkembangannya,” tutur Syafii menyambung.
Ia menegaskan bahwa meski operasi Basarnas telah berakhir, lokasi masih dalam supervisi langsung BNPB.
Syafii juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim gabungan, termasuk relawan dan jurnalis, yang telah bekerja bersama selama sembilan hari penuh.