Cederai Demokrasi! Guru Besar UI Kecam Keras Penangkapan Aktivis dan Penyitaan Buku Saat Aksi Demo

Rabu, 08 Oktober 2025 | 17:28 WIB
Cederai Demokrasi! Guru Besar UI Kecam Keras Penangkapan Aktivis dan Penyitaan Buku Saat Aksi Demo
Seminar “Kemana Arah Reformasi Kepolisian Saat Ini?” (Suara.com/Muhamad Yasir)
Baca 10 detik
  • Guru Besar FHUI Prof. Sulistyowati menilai Polri berlebihan dalam menangani aksi demonstrasi dan salah mengidentifikasi massa.

  • Ia mengkritik penangkapan aktivis serta penyitaan buku yang disebut menunjukkan alergi terhadap literasi dan pemikiran kritis.

  • Dalam seminar di UI, Sulistyowati menyerukan reformasi pendidikan kepolisian dan pengembalian Polri ke tugas konstitusionalnya.

Suara.com - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Prof. Sulistyowati menyoroti keras langkah kepolisian yang dinilainya berlebihan dalam menangani aksi demonstrasi akhir Agustus 2025. 

Ia menilai Polri gagal membedakan antara massa aksi yang menyuarakan aspirasi rakyat dengan kelompok penumpang gelap, serta menggunakan kekuasaan secara berlebihan.

Kritik tajam ini disampaikan Sulistyowati dalam seminar “Kemana Arah Reformasi Kepolisian Saat Ini?” yang digelar Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia di Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).

“Polisi itu meresponnya dengan mengonstruksi identitas massa sebagai perusuh, perusak fasilitas umum, pembakar, penjarah, dan lain-lain. Tapi siapa sebenarnya mereka? Bukankah kita melihat sendiri di media, ada yang memakai atribut ojol dan ternyata bukan mahasiswa?” ujar Sulistyowati.

Sulistyowati menegaskan bahwa tindakan represif Polri terhadap mahasiswa telah mencederai semangat demokrasi. Di mana, ribuan mahasiswa dan aktivis di berbagai daerah ditangkap, dipenjarakan, bahkan mengalami kekerasan fisik tanpa dasar hukum yang jelas.

“Mereka juga mengalami kekerasan, dan buku-buku mereka disita. Meskipun katanya sudah dikembalikan, tapi kenapa main sita-sita begitu?” kritiknya.

Sebagai sosok yang pernah mengajar selama 25 tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sulistyowati juga mengaku heran dengan sikap aparat yang tampak alergi terhadap literasi dan pemikiran kritis.

“Cobalah baca buku-buku itu, jangan main sita-sita begitu saja,” sindirnya.

Dalam acara seminar yang turut dihadir Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana tersebut, Sulistyowati pun menyerukan agar Polri dikembalikan ke tugas konstitusionalnya — menjaga keamanan, menegakkan hukum, melindungi dan melayani masyarakat.

Baca Juga: Mantan Intel Bongkar Skenario Pembegalan Demo: Tak Sesuai Isu Awal, Sengaja Dibelokkan Serang DPR

Selain itu ia juga mendorong reformasi serius di bidang pendidikan kepolisian, yang menurutnya menjadi akar pembentukan karakter aparat.

“Sebagai orang yang pernah mengajar di PTIK, saya ingin menegaskan: reformasi pendidikan kepolisian itu penting. Kita harus membangun budaya jujur, baik secara kelembagaan maupun individual,” pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI