Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 04 November 2025 | 12:20 WIB
Budi Arie Pilih Merapat ke Gerindra, Refly Harun: Tak Ada Lawan dan Kawan Abadi, Hanya Kepentingan!
Ketua Umum Projo 2025–2030, Budi Arie Setiadi. (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Refly melontarkan analisis spekulatif mengenai kemungkinan adanya motif lain di balik langkah ini.
  • Budi Arie sendiri adalah menteri yang direshuffle oleh Prabowo Subianto.
  • Ia mempertanyakan apakah kepindahan Budi Arie yang dikenal dekat dengan Jokowi benar-benar tulus atau memiliki misi tersendiri.

Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menyoroti langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang memilih merapat ke Partai Gerindra.

Menurut Refly, langkah Budi Arie merapat ke partai yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto ini adalah contoh nyata adanya aliansi sementara, dengan kepentingan sebagai pertimbangan utama dalam setiap tindakan atau keputusan politik.

“Tidak ada lawan dan kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Itulah yang terjadi pada Budi Arie, kebersamaannya dengan Jokowi bakal berakhir dan dia mau nyeberang ke Gerindra,” ujar Refly melalui kanal YouTube Refly Harun Official, Selasa (4/10/2025).

Ia juga menilai langkah ini sebagai langkah yang sangat pragmatis.

“Kelihatannya dia pragmatis saja, cari perlindungan, siapa yang menang dia dukung gitu ya,” kata dia.

Sedangkan klaim Budi Arie yang akan pindah ke partai Gerindra sendiri, menurutnya akan sulit untuk diterima, mengingat ketua umum Projo ini merupakan menteri yang direshuffle oleh Presiden ke-8 RI.

“Katanya sendirian aja, enggak tahu bawa pasukan atau tidak, tapi kalau cuma sendirian, siapa yang mau terima? Budi Arie sendiri adalah menteri yang direshuffle oleh Prabowo Subianto,” jelas Refly.

Sebelumnya, Refly menyoroti bagaimana langkah Budi Arie ini diikuti dengan upaya Projo yang selama ini identik dengan singkatan dari “Pro Jokowi”, untuk mengubah identitasnya.

Ia menunjukkan dua cuplikan video membandingkan pernyataan Budie Arie di tahun 2018 yang secara tegas menyebut Projo adalah “Pro Jokowi”, dengan penjelasannya baru-baru ini yang mengatakan bahwa Projo berasal dari bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kawi yang berarti negeri dan rakyat.

Baca Juga: Projo 'Buang Muka' Jokowi? Pengamat Ungkap Manuver Politik Budi Arie Selamatkan Diri

Kongres ke-III Projo. (Suara.com/Novian)
Kongres ke-III Projo. (Suara.com/Novian)

“Projo itu bahasa sanskerta nya negeri, bahasa Jawa Kawinya artinya rakyat,” ungkap Budi Arie di Kongres III Projo, pada Sabtu (1/11/2025) lalu.

Adapun perubahan ini, disertai dengan rencana penghapusan wajah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari logo Projo, menunjukkan adanya pergeseran dalam haluan politik.

Lebih lanjut, Refly melontarkan analisis spekulatif mengenai kemungkinan adanya motif lain di balik langkah ini.

Ia mempertanyakan apakah kepindahan Budi Arie yang dikenal dekat dengan Jokowi benar-benar tulus atau memiliki misi tersendiri.

“Jadi salah satu ini apa analisisnya adalah apa iya ya kan seolah-olah mereka datang ke Prabowo. Apakah sebenarnya Budi Ari menjadi utusan Jokowi untuk ngobok-ngobok isi istana? untuk mengetahui kelemahannya atau pura-pura jadi teman dan lain sebagainya. Padahal dia punya siasat tersendiri ya,” ujar Refly.

Refly pun mengajak publik untuk terus mengamati perkembangan selanjutnya, untuk membuktikan apakah Budi Arie akan benar-benar meninggalkan Presiden ke-7 RI dan berpindah sepenuhnya ke kubu Presiden Prabowo.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI