Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 17 November 2025 | 14:27 WIB
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
Tim SAR bersama warga berupa mencari warga yang tertimbun reruntuhan rumah dan tanah longsor. (BBC News Indonesia/Lilik Dharmawan)
Baca 10 detik
  • Kesaksian korban selamat seperti Daryana yang kehilangan istri dan anak setelah terseret lumpur, serta Imam Faedi yang berjuang menyelamatkan kedua anaknya, menjadi gambaran nyata kengerian longsor Cilacap
  • Tim SAR gabungan menghadapi tantangan berat seperti cuaca buruk dan tanah labil, ditambah adanya peringatan dari ahli geologi mengenai potensi longsor susulan akibat retakan baru di puncak tebing
  • Pemerintah bergerak cepat dengan melakukan modifikasi cuaca untuk membantu evakuasi dan menyiapkan dana Rp400 miliar serta lahan relokasi untuk memastikan warga terdampak mendapatkan hunian yang lebih aman

Suara.com - Di tengah duka yang menyelimuti Desa Cibeunying, Cilacap, terselip kisah-kisah perjuangan hidup dan mati yang memilukan. Malam itu, gemuruh tanah yang datang tiba-tiba tak hanya merenggut belasan nyawa, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi mereka yang selamat.

Daryana dan Imam Faedi adalah dua di antara saksi hidup yang merasakan langsung detik-detik mencekam saat longsor menerjang permukiman mereka.

Duduk di atas kursi roda di RSUD Majenang dengan tatapan kosong, Daryana mencoba merangkai kembali ingatan pada malam petaka itu.

Ia baru saja kehilangan istrinya, Yuni, dan anak perempuannya, Maya, yang jasadnya ditemukan tim SAR secara terpisah.

"Saya kehilangan anak dan istri. Peristiwanya begitu cepat," ujarnya lirih sebagaimana diwartakan BBC News Indonesia, Senin (17/11/2025).

Malam itu, Daryana baru saja pulang dari acara tahlilan saat mendengar suara gemuruh yang begitu kencang. Naluri seorang ayah dan suami mendorongnya berlari sekuat tenaga.

"Saya berlari ke rumah dan berteriak kepada istri dan anak untuk keluar rumah," kenangnya.

Namun, takdir berkata lain. Di tengah usahanya, Daryana justru menjadi korban. Aliran lumpur pekat tiba-tiba datang dan menyeret tubuhnya tanpa ampun. Ia pasrah, tak lagi bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan keluarga tercintanya.

"Saya sempat terseret sampai 15 meter. Saya tidak bisa bergerak, hanya mengikuti lumpur yang bergerak. Saya tidak sempat menyelamatkan anak dan istri karena tidak mungkin," ungkapnya pilu.

Baca Juga: Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor

Teriakan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Gelap Gulita

Anjing pelacak dikerahkan mencari korban longsor di daerah Majengan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Ist)
Anjing pelacak dikerahkan mencari korban longsor di daerah Majengan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Ist)

Kisah perjuangan lain datang dari Imam Faedi. Malam itu, ia sedang bersantai di depan rumah bersama tiga tetangganya saat bencana datang. Suara gemuruh yang disusul gumpalan material longsor membuatnya sadar bahaya ada di depan mata.

"Tiba-tiba ada suara gemuruh seperti pesawat. Saya berdiri, lihat ke depan, ada gumpalan kukus. Lalu terlihat kayu seperti berterbangan dan di belakangnya tanah," tutur Imam.

Seketika ia teringat kedua anaknya yang berada di dalam rumah. Tanpa pikir panjang, Imam berlari menerobos material longsor yang sudah mendorong rumahnya.

Di tengah kegelapan akibat listrik padam, ia mendengar suara yang paling ditakutinya sekaligus memberinya harapan.

"Anak di kamar sendiri, posisinya tidur. Anak saya teriak, 'Bapak, Bapak!' Lalu saya tendang pintu, dan gendong [anak paling kecil] keluar," ceritanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI