Suara.com - Kini siapapun dapat berkontribusi memperkirakan kesehatan hutan dunia hanya lewat sebuah aplikasi. NASA menghadirkan aplikasi GLOBE Observer yang dapat diunduh secara gratis di Google Play Store dan App Store.
Lewat aplikasi tersebut, pengguna diminta untuk melakukan pengukuran. Hal-hal yang diukur pun tidak hanya pohon, melainkan bisa berupa pengamatan awan, habitat nyamuk, dan lanskap di lingkungan sekitar. Untuk mengukur sebuah pohon, pengguna harus memilih pohon yang berdiri tegak karena pohon yang tampak bengkok dan patah tidak dapat diukur.
Pengguna cukup mengarahkan kamera ponsel ke arah pohon yang ingin diukur. Nantinya, data tersebut akan langsung dikirim ke satelit ICESat-2. ICESat-2 (Ice, Cloud, and land Elevation Satellite 2) sendiri merupakan sebuah misi satelit yang direncanakan untuk mengukur lapisan es elevasi massa, es laut, serta karakteristik topografi dan vegetasi.
Satelit ini membawa instrumen yang disebut ATLAS yang menembakan 60.000 pulsa cahaya ke permukaan Bumi setiap detik.
"Satelit ICESat-2 ini pada dasarnya adalah laser di luar angkasa," ucap Tom Neumann, ilmuwan proyek untuk ICESat-2 di NASA Goddard Space Flight Center.
![Ilustrasi pegunungan dengan hutan hujan. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/01/02/76206-ilustrasi-hutan-hujan.jpg)
Dengan mengukur posisi satelit, sudut, dan berapa lama sinar laser itu bangkit kembali dari permukaan, para ilmuwan dapat mengukur ketinggian es laut, es darat, lautan, air di daratan, dan pepohonan. Mengetahui seberapa tinggi pohon di Bumi dapat membantu para peneliti memperkirakan kesehatan hutan dunia dan jumlah karbon dioksida yang dapat diserap.
"Anda tidak dapat benar-benar meminta sekelompok anak sekolah di Pennsylvania untuk pergi ke Antartika untuk mengukur ketinggian lapisan es untuk Anda agar mendapatkan kalibrasi. Tetapi Anda dapat meminta mereka untuk membawa smartphone mereka ke luar. Itulah yang dilakukan NASA dengan aplikasi GLOBE Observer," jelas Neumann, seperti yang dikutip dari The Verge.
Sejak diluncurkan secara resmi pada akhir Maret lalu, aplikasi ini telah menerima sekitar 700 pengukuran untuk pohon dari sekitar 20 negara dan peneliti akan senang jika mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi data yang dikirim secara suka rela dari seluruh belahan Bumi.
Baca Juga: Waduh, NASA Ragu Apakah Bisa Kembali Mendaratkan Manusia di Bulan!