Saya Menangis di Dalam Laut Melihat Kondisi Korban Lion Air

Senin, 05 November 2018 | 11:29 WIB
Saya Menangis di Dalam Laut Melihat Kondisi Korban Lion Air
Penyelam Agus Sulaiman. (Suara.com/Arga)
Petugas cargo membawa peti Jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 Chandra Kirana saat tiba diterminal cargo Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/11). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]
Petugas cargo membawa peti Jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 Chandra Kirana saat tiba diterminal cargo Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (3/11). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]

Ketika melihat atau menemukan potongan tubuh manusia prosedurnya seperti apa? Boleh langsung mengambil?

Ya langsung kita ambil. Tapi di atas sudah ada yang menunggu. Semua yang ada dihadapan kita, kita ambil. Semua yang ada dihadapan saya, baik itu serpihan pesawat atau potongan organ tubuh para penumpang kita ambil.

Kita juga punya perhitungan. Kan semua berserakan, tidak berkumpul di satu tempat. Ada yang diantara puing-puing pesawat. Semua bagian penting. Puing-puing pesawat penting, tubuh manusia juga penting.

Kita tidak bisa mengabaikan hal itu. Puing tetap kita ambil mungkin untuk menjadi bahan evaluasi oleh pihak terkait. Pokoknya tugas kita mengangkat apa yang ada di dasar laut. Untuk bagian tubuh manusia, kita langsung angkat dan pisahkan.

Rasanya saat mengambil jenazah para korban itu seperti apa?

Saya tidak memikirkan persaan itu. Saya langsung angkat, yang penting diri kita itu ikhas. Ngapain kita memikirkan sesuatu saat mengangkat jenazah atau potongan organ manusia, toh waktu kita terbatas.

Tidak ada waktu untuk memikirkan sesuatu, mereka saudara kita, mereka manusia yang punya kewajiban untuk kita layakkan.

Tim DVI ungkap identitas korban Lion Air. (Suara.com/Yasir)
Tim DVI ungkap identitas korban Lion Air. (Suara.com/Yasir)

Ada perbedaan dari hari ke hari?

Sekarang ini, kita masih perlu waktu, karena di bawah laut itu luar biasa berhamburannya. Anda pasti sudah bisa membayangkan lah. Jumlah korban saja berapa? 189 korban. Sekarang saya beri contoh, jumlah penyelam yang menyelam itu kalau di taruh di pesawat itu cukup tidak?

Baca Juga: Kemenhub Bantu KNKT Investigasi Jatuhnya Pesawat Lion Air

Masih banyak sekali space yang kosong. Kalau kita duduk dalam pesawat, jumlah kita sekitar 30 orang. 30 orang di dalam pesawat itu berapa kursi? Kita anggap satu penyelam angkat satu kursi. Itu baru kursi.

Belum termasuk dinding pesawat, lampunya, material yang lainnya yang semuanya tidak dalam kondisi utuh. Potongan semua. Anda bisa bayangkan lah betapa berhamburannya.

Sejumlah Tim AL Dislambair melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Sejumlah Tim AL Dislambair melakukan penyelaman untuk pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Itu dalam kedalaman berapa meter?

Kalau saya di dalam kedalaman 22 sampai 23 meter. Rancenya 30 sampai 35 meter. Sebenarnya tergantung pasang surutnya air juga. Itu mempengaruhi.

Saya yakin, teman-teman penyelam yang lain pun mengalami hal yang sama. Saya yakin penyelam lainnya baik dari TNI, Polri, Basarnas dan lainnya juga menyelam dan mencari tanpa pandang bulu. Semua menyelam demi keikhasan.

Kami selalu selalu berdoa dan breafing sebelum menyelam. Sebelum menyelam, kita diingatkan bahwa keselamatan merupakan dasar. Itu selalu kita lakukan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI