Sampurno, Eks Kepala BPOM: Rentan, Industri Farmasi Masih Bergantung Impor

Minggu, 20 September 2020 | 04:42 WIB
Sampurno, Eks Kepala BPOM: Rentan, Industri Farmasi Masih Bergantung Impor
Ilustrasi wawancara. Dr Sampurno Apt, MBA, mantan Kepala BPOM. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Nah kalo kita bisa impor bahan baku dalam bulk, Biofarma mampu memproduksi kalo hanya dalam bentuk finalisasi itu. Tetapi kerjasama dalam penelitian sejak awal itu lama, kalo mau merintis sendiri sejak awal itu mungkin tahun 2023 baru selesai.

Namun menurut hemat saya, tidak hanya kita satu jalur. Kalo misalnya ada sumber-sumber lain seperti dari Pfizer atau dari Rusia, dari...ya sebaiknya akses itu dibuka luas. Mungkin ada kelompok masyarakat yang mampu membeli dari sumber-sumber itu, tidak harus pemerintah yang memberikan. Kalo ada segmen masyarakat yang mampu membeli produk-produk yang diproduksi oleh Pfizer, begitu juga Rusia. Jadi harus multisource, supaya bervariasi.

Jadi kita secara kapasitas mampu memproduksi, hanya persoalannya ketersediaan bahan baku?

Iya, jadi bahan baku dalam bentuk bulk. Jadi katakanlah Biofarma, nanti bulk itu diproses menjadi bentuk vaksin. Produk akhir dari vaksin. Jadi tidak ada penelitian.

Nah uji klinis tahap ke-3 itu mengambil salah satunya itu di Bandung, nah itu koordinasi Unpad dan Biofarma. Jadi produsen sebetulnya itu adalah perusahaan China. Kita adalah mendapatkan semacam apa ya, mungkin lisensi, lisensi tidak utuh. Lisensi pada tahap akhir. Ketika pengemasan dalam bentuk vaksin. itu yang mungkin dilakukan oleh Biofarma.

Itu untuk obat COVID-19 tapi ke depannya seperti harapan Pak Sampurno, ada 3 sumber bahan baku obat yang harus kita kembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.

Iya, itu memerlukan satu tekad dan konsistensi dari kita semua. Tidak bisa hanya produsen, tidak bisa hanya pengusaha, industri, tapi juga pemerintah.

Pemerintah juga harus dituntut smart, harus bijak, pemerintah juga harus tahu arahnya kemana yang harus kita kembangkan.

Sekarang kalo ditanya ke mana industri farmasi Indonesia ke depan akan dikembangkan, bagaimana road mapnya, bagaimana blueprint-nya, agak gagap menjawab.

Baca Juga: Mengenal Marissa Hutabarat WNI yang Jadi Hakim di Pengadilan AS

Baik, Pak Sampurno, menarik sekali percakapan kita hari ini, tapi saya harus akhiri dulu Pak. Terima kasih waktunya. Sehat selalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI