Tidak lagi terjadi. Jadi, kita mulai dari pengolahan bahan baku smelter. Industri hulu itu kan nikel, lalu diolah menjadi bahan baku, jadi baja, ada zat-zat kimia lain juga yang saya gak tahu, tapi itu kemudian bisa menghasilkan baterai lithium untuk EV. Baterai itu akan disuplai untuk electric car. Kita sudah pikirkan juga kebutuhan baterai lithium untuk EV yang ada di Indonesia.
Dalam konteks itulah yang akan terjadi kemudian transfer of technology. Itu semua sudah dibicarakan. Untuk itu, di tahun ini kita sepakat diadakan pendidikan vocational. Karena kan kita butuh tenaga-tenaga kerja yang memahami itu. Mereka juga kan harus mengambil alih ini semua. Sudah, jadi sudah dibicarakan.
Dalam konteks itu, kita bahas mulai dari hulu sampai hilir termasuk pendidikan buat calon-calon pekerja tersebut.
Jadi kita bukan hanya dengan China, tapi dengan negara-negara lain juga. Kita bahkan ingin menjadi pusat untuk infrastruktur electric vehicle di kawasan Asia Tenggara. Itulah yang secara makro dibahas oleh Pak Menko.
Kalo soal transfer of technology, kita punya pengalaman kurang baik di mobil konvensional. Setelah lama memiliki pabrik, tidak pernah ada mobil buatan Indonesia. Artinya transfer of technology tidak terjadi. Apakah untuk EV dan baterai sudah diantisipasi agar pengalaman serupa tak terulang?
Sudah, sudah.
Karena untuk pengembangan teknologi, kuncinya adalah inovasi kan?
Karena itulah kita sudah punya Xinhua Research and Technology Innovation di Bali yang diresmikan tahun 2018. Persisnya di Kura-Kura Island di Bali. Jadi memang isu research and development kemarin juga dibahas secara detil oleh Pak Menteri. Malah terus kita komunikasi juga dengan Menteri Tenaga Kerja, dan lain-lain. Saya kira rilis detailnya mengenai itu sudah akan disampaikan oleh kantor Menko Maritim dan Investasi dalam waktu singkat. Karena pembahasannya cukup detail.
Artinya sudah mulai ada eksekusi?
Baca Juga: Penelitian Awal Vaksin Sinovac Dilakukan di Luar Negeri, Ini Kata BPOM
Oh iya, sudah, sudah.
Kalau pabrik baterai di Morowali, bagaimana progres terakhir?
Ya, positif kan. Itu tanya mungkin ke Kemenko Maritim dan Investasi. Karena saya gak ikuti secara detail. Mereka yang tahu persis detailnya. Tentunya saya komunikasi terus juga dengan investor-investor yang ada di sini. Tapi perkembangan detail, berapa pelebarannya, angka-angkanya, itu semua ada di kantor Komenko Marinves.
Kemarin kita bahas secara detail. Saya tentunya punya, tetapi yang paling relevan untuk menyampaikannya ke publik kan dari kantor Menko Marinves. Karena mungkin ada fine tuning-nya. Pembicaraan-pembicaraan secara virtual masih dilakukan terus. Malah, saya nanti malam makan malam dengan mereka semua.
Oh, oke.
Iya, nanti malam saya makan malam dengan semua investor besar yang invest di Morowali dan Weda Bay yang di Halmahera. Makan malam bukan dengan CEO lho, tapi chairman-nya, pemiliknya.