Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin

Kamis, 29 Oktober 2020 | 12:15 WIB
Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin
Ilustrasi wawancara. Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun. [Foto: Dok. KBRI / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Terima kasih sudah bersedia bercakap dengan kami. Pak Joe masih di Yunnan?

Saya masih di Yunnan. Habis selesai meeting kemarin [pertemuan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Yunnan pada 9-10 Oktober --Red]. Kita harus follow-up beberapa hal. Jadi saya masih dengan investor-investor. Kita sedang detailing.

Setelah dari sini saya akan ke Xiamen, karena saya diundang bicara di Konferensi Sarang Burung Walet China. Kita kan eksportir terbesar sarang burung walet di China. Sesudah dari situ, saya kemudian lanjut ke Shandong, karena ada pabrik baja di sana yang berminat untuk masuk ke Indonesia. Lalu dari situ saya ke Shanghai, karena harus mewakili Indonesia untuk China International Import Export. Ada sekitar 40 perusahaan kita yang ikut.

Wah, jadwalnya padat sekali.

Iya. Di sini kan sudah mulai lagi aktif kan.

Di tengah pandemi COVID-19, kegiatan ekonomi maupun pertemuan tetap berlangsung? Sudah berangsur normalkah?

Di sini, di seluruh China, total [kasus terinfeksi virus corona --Red] itu sekitar 400-an saja sekarang. Dan sudah 14 atau 15 provinsi yang bebas COVID. Kebanyakan itu imported cases, jadi bukan kasus dari China. Memang [kegiatan] sudah aktif di sini.

China sendiri sudah enggak ada [kasus corona], tapi [kasus] itu datang dari luar China. Apakah itu orang China yang bepergian ke luar negeri, terus kembali. Semua [pasien COVID-19] ditampung di rumah sakit. Cuma ya gitu, walaupun sudah jalan lancar, semua protokol kesehatan tetap ketat diterapkan: kita semua wajib pakai masker; kalo ada kota-kota yang [menerapkan] aturan karantina, ya, kita harus karantina. Seperti di Tengchong, kan saya karantina 5 hari.

Apa yang bisa kita pelajari dari bagaimana China meng-handle penyebaran virus corona? Pernah diberitakan bahwa ada satu kota di China yang menemukan kasus kurang dari 10 tetapi kemudian seluruh warganya dites swab.

Baca Juga: Penelitian Awal Vaksin Sinovac Dilakukan di Luar Negeri, Ini Kata BPOM

Iya, itu di kota Qingdao. Terdeteksi ada 8 orang terinfeksi virus corona, lalu seluruh warga sekitar 11 juta orang dites swab. Kita mustinya ada kegiatan juga di sana. Akhirnya hajatannya diubah menjadi virtual karena kotanya sudah ada kasus itu dan sedang di-swab. Akhirnya kegiatannya dipindah ke Beijing, kita lakukan secara virtual. Itu tanggal 17 Oktober kemarin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI